Hidup itu gak usah neko-neko, sederhana aja yang penting luar biasa. Dunia ini butuh orang jujur, agar kita bisa makmur, karena orang jujur itu mujur dan manjur doa'nya. Jika kita diberikan cobaan oleh tuhan itu semua adalah ujian bagi kita, sebelum kita menerima berkah setelah cobaan itu. Jadi hidup itu gk usah butuh kesombongan dan kekuasaan.
Translate
Kamis, 20 November 2014
Rabu, 19 November 2014
Sabtu, 20 September 2014
TARI REMO
Indonesia adalah sebuah negeri yang kaya
akan sebuah budayan tradisinya, terutama di daerah jawa Timur yang dulunya
pernah berdiri sebuah kerajaan Majapahit, Jawa Timur juga kaya akan
tari-tariannya diantaranya adalah Remo, namun kini banyak remaja yang enggan
untuk menari mereka lebih memilih modern dance. Tari Remo adalah sebuah tarian untuk
penyambutan tamu agung, yang ditampilkan baik oleh satu atau banyak penari.
Tarian ini berasal dari daerah Jawa Timur.
Tari Remo berasal dari daerah Kabupaten
Jombang, Jawa Timur. Tarian ini berasal dari kecamatan Diwek di Desa Ceweng,
tarian ini diciptakan oleh warga yang berprofesi sebagai pengamen tari di kala
itu, memang banyak profesi tersebut di Jombang, kini tarian ini pada awalnya
digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun, pada perkembangannya tarian ini sering
ditarikan terpisah sebagi sambutan atas tamu kenegaraan, maupun dalam festifal
kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan perjuangan seorang pangeran
dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan,
sehingga muncul gaya tarian yang lain yaitu Remo Putri. Menurut sejarahnya tarian Remo merupakan tari yang
khusus dibawakan oleh para penari laki-laki. Ini berkaitan dengan lakon yang
dibawakan dalam tarian ini. Pertunjukan remo pada umumnya menampilkan kisah
pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi
kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam menarikan tarian ini. Karakteristik yang paling utama
adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya
lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat
penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, gerakan selendang
atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan
kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif.
Jurnal Mata Kuliah Umum PKN Kelas PKn. 19
Tahun Angkatan 2014/2015
Disusun Oleh :
Nama : Abdul
Hasan Nurfitriyan
Nim :
140810201045
Pertemuan 1 :
Mata
kuliah PKN, pertama mendengar hal ini saya heran kenapa di kuliah masih ada
pelajran atau mata kuliah seperti ini, saya kira mata pelajaran ini hanya
dipelajari di SD, SMP, dan SMA. Saat itu langsung terbenak dalam pikiran saya
bagaimana pelajaran atau materi yang akan dipelajari di mata kuliah ini dan
bagaimana dosen yang akan mengajar mata kuliah ini. Pertama masuk di mata
kuliah ini dosen tidak hadir, maka langsung timbul pikiran negativ dari saya,
mungkin dosennya malas untuk mengajar mata kuliah yang tidak begitu penting ini
karena selalu mempelajari teori semata tanpa ada implementasi atau gerakan yang
real di masyarakat. Ketika pertemuan ke 2 terdapat tanda-tanda lagi bahwa dosen
pengampu mata kuliah ini akan tidak masuk lagi, dan saat itu jam mata kuliah
sudah tinggal setengah sks sehingga banyak mahasiswa yang pulang, kebanyakan
dari mereka menganggap bahwa sudah tidak mungkin dosen nya masuk, saat itu
mahasiswa yang tersisa tinggal 1/3 dari absen termasuk saya, saat itu saya juga
terpikir untuk pulang, ternyata saat saya hendak keluar dari ruangan ternyata
dosennya datang.
Dosen
mata kuliah ini bernama Bu Yayuk, ketika itu beliau minta maaf kalau kemarin
telat dan tidak masuk karena beliau ada mata kuliah lain yang bertabrakan
dengan mata kuliah ini. Saat itu beliau tidak langsung menjelaskan materi
pembelajaran, melainkan hanya perkenalan saja dari beliau, saat itupun saya
dibuat tercengan oleh beliau. Ternyata
dosen ini adalah dosen fantastic karena memiliki segudang pengalaman yang
mengesankan, beliau dulu mengenyam S1 Sastra Inggris di UNEJ, setelah itu
beliau mendapatkan beasiswa dari World Bank saat itu untuk melanjutkan S2 dan
S3 di Amerika, padahal beliau adalah hanya orang desa dan hanya anak seorang
petani. Namun beliau bekerja dan belajar dengan sungguh-sungguh hingga beliau
sehebat saat ini.
Cerita beliau ini sangat mengispirasi saya
untuk juga tergerak hatinya, bahwa anak orang desa dan anak seorang petani
seperti saya pasti bisa menggapai mimpinya dan mengenyam pendidikan yang tingi
untuk menganggkat harkat dan martabat orang tua dan bangsa. Bu Yayuk lalu
menceritakan lagi pengalam beliau sewaktu di Amerika disana beliau mendapat
cobaan yang begitu besar.
Beliau
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan beliau lumpuh selama bertahun-tahun,
dan banyak mahasiswa teman-teman Bu Yayuk yang meninggal saat kecelakaan itu,
padahal saat itu Bu Yayuk masih harus menuntaskan kuliahnya di Amerika, namun
dengan keterbatasan seperti itu Bu Yayuk tetap terus berjuang untuk menuntaskan
kuliahnya. Disini saya tersadar bahwa impian yang tinggi pasti akan diikuti
dengan sebuah cobaan yang tinggi, dan ketika kita berhasil mengatasi cobaan
itu, maka kita akan menuai kesuksesan.
Pertemuan 2 :
Pertemuan
ke 2 ini Bu Yayuk menjelaskan bagaimana system pembelajaran yang akan beliau
terapkan di mata kuliah PKN ini. Di mata kuliah ini beliau akan memberikan
aksen dan warna baru di banding mata kuliah lain. Beliau mengatakan bahwa di
mata kuliah ini akan lebih mengacu pada kehidupan atau realitas yang terjadi
masyarakat dan bagaimana implementasi yang harus kita lakukan sebagai mahasiswa
di masyarakat nantinya. Jadi tidak hanya terpacu pada penjelasan materi semata.
Di
mata kuliah ini tidak akan di adakan uts maupun uas kata beliau namun di setiap
2 minggu sekali mahasiswa wajib menyetorkan jurnal yang isinya berkaitan dengan
pengalaman dari penjelasan yang telah disampaikan di pertemuan-pertemuan
sebelumnya. Selain itu dimata kuliah ini di bagi beberapa kelompok yang
nantinya setiap setelah pertemuan dosen yang memberikan materi, maka kelompok
itu minggu depannya wajib mempresentasikan kedpan sebuah artikel yang berkaitan
dengan materi yang sebelemnya telah disampaikan oleh dosen pengampu.
Untuk
masalah uas nanti kelompok-kelompok
kecil ini nantinya akan dijadikan menjadi 2 kelompok besar yang nantinya di 2
kelompok besar itu memiliki tugas masing-masing, 2 kelompok besar itu akan
mendirikan sebuah bank mini, dimana bank mini itu akan mengumpulkan
donasi-donasi dari msayarakat maupun mahasiswa yang nantinya berupa makanan
pokok atau pakaian bekas atau baru yang masih layak pakai. Nantinya hasil dari
bank ini akan dibagikan ke suatu daerah disekitar yang dianggap masyarakatnya
mayositas masih kurang mampu.
Disini
kami diajarkan Bu Yayuk bagaimana implementasi atau gerakan nyata yang harus
dilakukan mahasiswa berkaitan dengan mata kuliah PKN ini. Sebelumnya hal ini
belum pernah terbenak dalam pikiran saya kapan ada dosen yang seperti ini
sebelumnya, ternyata pikiran saya itu ternyata terjawab dengan adanya Bu Yayuk.
Karena hal-hal dan pikiran seperti ini lah yang saya tunggu untuk saya kerjakan
nantinya.
Berkaitan
dengan hal seperti itu saya mempunyai pengalaman yang sudah pernah saya lakukan
juga untuk masyarakat dan lingkungan. Ada sebuah kasus di lingkungan sekitar
rumah saya, disetiap musim penghujan datang seringkali terdapat genangan air di
jalan yang air genangan itu susah untuk mengalir melalui selogan, apa lagi
kalau hujannya sangat deras seringkali bisa dikatakan banjir kecil-kecilan lah
karena hanya di bagian jalan itu saja yang airnya susah mengalir.
Dengan
adanya kasus ini saya mencoba meneliti dan mencari solusinya agar hal itu tidak terjadi lagi, karena saai itu
saya juga mengikuti lomba Karya Ilmiah yang saat itu berkaitan dengan kasus
yang terjadi di lingkungan saya. Akhiranya saya mencari berbagai referensi dan
solusi bagaimana cara mengatasinya yaitu dengan menerapkan alat biopori di
lingkungan itu. Ketika saya memberikan dan mengajukan solusi itu ke RT ternyata
ditolak dan diremehkan, ternyata memang sulit untuk menumbuhkan jiwa dan
menyadarkan masyarakat, butuh adanya suatu pendekatan yang berulang ulang kali
hingga menyadarkan mereka bagaimana kesadaran terhadap lingkungan sekitar itu.
Ini membuktikan bahwasannya pendidikan memang sangat penting untuk diterapkan
dan ditanamkan agar kelak dimasyarakat bisa menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya lingkungan dan kesdaran untuk saling bergotong royong memecahkan
masalah.
Pertemuan 3 :
Pertemuan
kali ini membahas tentang globalisasi, saat itu Bu Yayuk mengajukan pertanyaan
kepeda kami, beliau mengatakan globalisasi itu ditolak ataukah kita kembalikan,
semua mahasiswa terdiam saat itu, lalu Bu Yayukpun kembali menyakan hal itu
kembali kepada kami, dan akhirnya beberapa dari kami mengatakan ditolak dan ada
yang mengatakan dikembalikan, lalu Bu Yayuk kembali melontarkan kembali
pertanyaan, bagaimana cara kita menolak ataupun mengembalikan, sigap dari
beberapa mahasiswa langsung mengatakan bahwa kita harus menyaring globalisasi
itu, Bu Yayuk kembali melontarkan pertanyaan dengan apa kita akan menyaring
globalisasi yang masuk ke Indonesia, lalu Bu Yayuk mengatakan bahwa dengan
pancasila dan dengan nilai-nilai yang telah tertanam di Indonesia lah kita bisa
menyaring dan memilah globalisasi yang masuk ke Indonesia.
Pada
materi kali ini Bu Yayuk mengajak kami untuk melihat bagaimana globalisasi yang
sebenaranya terjadi di Indonesia dan yang terjadi luar negeri terutam Amerika.
Ternyata globalisasi yang terjadi Indonesia lebih kebarat-baratan dibanding
globalisasi yang terjadi Amerika. Mengapa bisa seperti itu memang realita yang
terjadi di Indonesia adalah seorang plagiator ulung. Kebanyakan masayrakat di
Indonesia melakukan peniruan akan hal-hal yang tren diluar negeri tanpa
mengerti alasan utama hal itu terjadi disana, terutama dibidang fashion.
Misal
kita tahu di Amerika sedang terjadi musim panas sehingga kebanyakan orang-orang
disana memakai baju yang tipis dan minimalis, hal ini ditiru oleh orang
Indonesia padahal di Indonesia sendiri tidak ada musim panas melainkan musim
tropis, ini membuktikan bahwa orang Indonesia adalah orang yang bodoh karena
mereka meniru tanpa memfilter dan mengerti apa yang menjadi alasan orang-oarang
dinegara maju melakukan tau mengenakan hal seperti itu.
Salah
satu contoh lagi yang seharusnya hal ini tidak ditiru oleh orang di Indonesia,
di saat musim dingin atau musim salju kondisi di Amerika sangatlah begitu
dingin sehingga membuat orang disana mencari-cari cara untuk menghangatkan
tubuh, mereka menghangatkan tubuh mereka dengan minum-minum anggur yang
memabukkan, disana tidak akan begitu memabukkan karena disana memang cuaca
dingin. Sedangkan yang terjadi di Indonesia menirunya dengan begitu saja, hanya
dengan beralasan agar terlihat seperti orang-orang luar negri. Inilah yang
mengakibatkan Indonesia dikatakan sebagai negara yang lebih kebarat-baratan.
Kalau
kita berbicara tentang globalisasi pasti tidak akan lepas akan dengan yang
namanya perkembangan tekhnologi informasi dan komunikasi yang begitu canggih
dan pesat. Untuk sementara ini kita sebagai bangsa Indonesia hanya bisa
mengimpor barang-barang tersebut dari luar negri, padahal dengan adanya
globalisasi ini seharusnya Indonesia harus sudah bisa untuk membuat tekhnologi
informasi dan komunikasi sendiri karena sekarang ilmu pengetahuan sendiri sudah
sangat terbuka dan maju. Padahal sebenarnya di Indonesia banyak sekali
orang-orang cerdas yang bisa untuk membuat hal itu, cuman tantangan atau
masalah yang terjadi di Indonesia adalah kemalasan selain itu adanya pandangan
dari pemerintah dan masyarakat yaitu bahwa apabila kita memproduksi barang atau
alat itu sendiri maka akan membutuhkan biaya produksi yang sangat besar
disbanding kita mengimpornya dari luar.
Namun
apabila hal ini kita telaah lebih dalam sebenarnya hal ini tidak akan merugikan
bangsa kita melainkan apabila hal ini digarap dengan serius maka akan banyak
sekali menambah pendapatan negara dari hasil penjualan produksi tersebut, meski
memang awalnya dalam memproduksinya dibutuhkan biaya yang sangat besar. Jadi di Indonesia sekarang dibutuhkan pemimpin
yang sadar akan pentingnya globalisasi.
Pertemuan 4 :
Pertemuan
kali ini kembali lagi membahas globalisasi, namun pertemuan kali ini yang
memaparkan materi adalah dari kelompok satu dan dari kelompok saya kelompok 2,
kelompok 1 akan memaparkan globalisasi dalam gaya hidup yang terjadi di
Indonesia, sadangkan kelompok saya memaparkan globalisasi dibidang pendidikan.
Pertemuan
kali ini begitu mengundang pertanyaan banyak dari teman-teman satu kelas.
Terutama saat pemaparan berjalan, ketika kelompok 1 memaparkan hasil makalah
atau artikel yang mereka miliki, banyak sekali teman-teman yang melontarkan
pertanyaan maupun sanggahan, namun yang saya amati kali ini bukan lah materi
pemaparan dari kelompok 1, melainkan suasana yeng terjadi saat sesi pertanyaan
dibuka, saat itu banyak sekali teman-teman yang ingin bertanya dan menyanggah,
namun ketika dipersilahkan seseorang bertanya teman lain menyaanggah dengan
tidak beraturan seperti orang yang tidak punya etika, saat itu kondisi
diruangan sangat tidak kondusif semua orang saling bersaut sautan seperti
kondisi orang sedang dipasar.
Ini
mencerminkan bahwa mereka tidak punya etika dalam menyampaikan pendapat ataupun
sanggahan dalam sebuah forum, mereka membuaka forum dalam sebuah forum. Ini
membuktikan bahwa nilai etika yang dulu diagung-agungkan kini telah luntur
dengan begitu saja. Padahal nilai etika ini adalah ciri khas dari bangsa
Indonesia. Memang kita memiliki kebebasan untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat,
karena itu adalah hak dari setiap indifidu, namun hal itu juga harus diimbangi
dengan tata aturan dan etika yang baik dalam menyampaikannnya. Sehingga pada
saat itu ada salah seorang teman dari kempok saya anak hukum berdiri dan
mengingatkan kepada teman yang lain untuk beretika dalam menyampaikan pendapat,
dan tidak membuka sebuah forum dalam forum. Akhirnya kondisi ruangan saat itu
dapat tertib kembali tidak seperti tadi.
Belajar
dari pengalam yang terjadi di saat pemaparang yang di paparkan kelompok 1,
akhirnya ketika kelompok saya maju, hal yang terjadi tidak terulang kembali di
kelompok saya. Namun ketika kelompok saya memaparkan ada salah seorang penanya
yang masih belum puas akan jawaban yang
telah disampaikan oleh teman saya, seketika saya menambahkan kembali jawaban
yang tadi telah disampaikan. Pertanyaannya sebenarnya sim pel dan mudah, namun
orangnya yang bertanya yang mungkin masih ragu, ia memperdebatkan tentang
masalah bahasa inggris yang kami tampilkan dan kami gunakan di tayangan slide
kami. Ia tidak setuju mengapa kami menggunakan bahasa inggris dalam tayangan
slide kami, ia menganggap bahwa kami telah terpengaruh dampak negativ dari
globalisasi. Tapi menurut kelopok kami yang kami lakukan bukanlah sebuah efek
negativ melainkan malah efek positiv dari globalisasi. Karena apabila kita
menguasai bahasa asing maka wawasan kita akan bertambah selain itu juga akan
mempermudah kita nanti saat terjun atau menghadapi globalisasi.
Selain
itu sekarang secara logika, jika memang bahasa inggris yang kami tayangkan
dalam slide kami adalah sebuah efek negativ dari globalisasi, terus kenapa kita
disekolah dan di kuliah ini ada pelajaran bahasa inggris. Itu semua adalah
dikarenakan agar kita mampu ketika nanti terjun ke luar negri sehingga mudah untuk
memahami komunikasi, mkarena kita tahu bahwa bahasa inggris adalah salah satu
bahasa internasional. Dan tujuan kami menggunakan bahasa inggris di salah satu
tayangan slide kami adalah untuk menarik perhatian para audience, sehingga
audience mau mencari arti dari kalimat-kalimat itu.
Minggu, 17 Agustus 2014
Selasa, 12 Agustus 2014
Minggu, 10 Agustus 2014
pidato koperasi
Assalamualaikum
wr.wb
Yth. Bapak/ibu dewan juri
Yth. Bapak/ ibu panitia
Dan tak lupa hadirin dan teman
–teman ku yang saya berbahagia
Puja
dan puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan inayahnya kepada kita semua, sehingga kita dapat
berkumpul di tempat yang berbahagia ini dengan keadaan sehat wal’afiat. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada
junjungan kita nabi besar Muchammad SAW.
Hadirin yang
berbahagia !!!!!!!!!
Pada
kesempatan kali ini saya akan sedikit berorasi tentang “ bersama koperasi
membangun pilar ekonomi bangsa.” Sampai saat ini, pemuda selalu disebut-sebut
sebagai pelopor perubahan, perubahan sistem, perubahan kehidupan yang berasal
dari keterpurukan menuju kehidupan bangsa yang lebih baik. Dan apabila kita kini bicara tentang koperasi maka
keberadaannya tidak akan diragukan lagi, kini koperasi telah menjamur di
Indonesia, entah itu yang berbadan hukum ataupun tidak memiliki badan hukum
alias koperasi hitam.
Begitu
banyak sekali macam koperasi yang ada di Indonesia, tapi koperasi yang mungkin
bisa menjadi wadah untuk menjadikan generasi muda bangsa Indonesia yang
kreatif, kritis, dan inofativ salah satunya adalah koperasi sekolah.
Koperasi
sekolah berperan penting dalam mendidik dan mengembangkan jiwa wirausaha para
siswa. Koperasi yang berada dalam lingkungan sekolah ini dapat kita jadikan
sebagai sebuah laboratorium ekonomi yang nantinya akan menambah pengetahuan,
keterampilan, kekreatifan, dan pengalaman praktis dalam mengelola sebuah
bisnis. Melalui prestasi dalam koperasi sekolah, para siswa/pemuda dilatih
menuyusun perencanaan, melakukan pembelian dan penjualan, serta menuyusun
laporan keuangan secara berkala. Dengan adanya hal ini diharapkan siswa akan
mampu mempraktikkan pengetahuannya ini di lingkungan masyarakat.
Hadirin yang
berbahagia !!!!!!!!!
Oleh
sebab itu sebagai remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa mari kita
singsingkan tangan, langkahkan kaki ke depan berkerja, berkerja dan berkerja.
Jika sikap ini yang diaplikasikan oleh para remaja dan pemuda kita maka Allah
akan menjamin keberkahan bagi bangsa kita tercinta ini. Sebagaimana Dr.
Muhammad Sulaiman al-Asqori dalam zubdat at-Tafsir min Fathil Qadir menjelaskan berkerjalah sesuai
dengan skil masing-masing. Setidaknya ada lima olah yang harus kita kerjakan
yakni olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, oleh raga
agar badan sehat, oleh usaha agar ekonomi kuat, dan oleh kinerja agar
produktifitas meningkat.
Hadirin yang
berbahagia !!!!!!!!!
Dapat kita
simpulkan, marilah kita wujudkan generasi muda yang kenal dan berkawan dengan
koperasi karena bersama koperasi kita tingkatkan laju ekonomi bangsa. Dan untuk
kita sebagai generasi muda terus tingkatkan inovasi dan prestasi.
Hadirin yang
berbahagia !!!!!!!!!
Hidup sendiri
tanpa kekasih
Bagai cinta
tanpa kasih
Cukup sekian dan
trimakasih
Wassalamualaikum
wr.wb
Jumat, 08 Agustus 2014
Sunan Ampel
a. Sejarah Sunan Ampel
Sunan Ampel
mempunyai nama asli Achmad Rachmatullah, beliau lahir pada tahun 1356 masehi /
756 hijriah. Sunan Ampel mempunyai ibu yaitu Putri Campa dengan ayahnya yang
bernama Ibrahim bin Jamaludin Asmarkan, dari nama ayahnya yang belakangnya
Asmarkan inilah dapat diketahui bahwa Sunan Ampel berasal dari Samarkan di
daerah Rusia bagian selatan.
Sunan Ampel datang
ke Indonesia pada tahun 1390 masehi / 790 hijriah bersama ayahnya dan
saudaranya untuk menemui bibinya di Kerajaan Majapahit yaitu putri campa yang
bernama Dwarawati selir Raja Majapahit, Sunan Ampel datang ke Indonesia untuk
menyebarkan agama Islam karena pada saat itu di Kerajaan Majapahit sedang
terjadi krisis
moral karena keruntuhan Kerajaan Majapahit sepeninggalnya Patih Gajahmada dan
Raja Hayam Wuruk diperparah lagi dengan adanya perang Paregreg atau perang
saudara untuk memperebutkan kekuasaan tahta kerajaan majapahit.
Semasa hidupnya Sunan Ampel mempunyai 2 orang isteri
yaitu isteri pertama adalah Dewi
Condrowati alias Nyai Ageng Manila binti Aryo Tejo Al-Abbasyi dan isteri ke dua adalah Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning. Dengan Nyai Ageng Manila
Sunan Ampel dikaruniai 5 orang anak yaitu Maulana Mahdum Ibrahim/Raden
Mahdum Ibrahim/ Sunan Bonang, Syarifuddin/Raden Qasim/Sunan Drajat, Siti
Syarifah/ Nyai Ageng Maloka isteri Sunan Kudus, Siti Muthmainnah, Siti Hafsah.
Sedangkan dengan Dewi Karimah beliaua dikaruniai 6 orang anak yaitu Dewi
Murtasiyah/ Istri Sunan Giri, Dewi Murtasimah/ Asyiqah/ Istri Raden Patah,
Raden Husamuddin (Sunan Lamongan), Raden Zainal Abidin (Sunan Demak), Pangeran
Tumapel, Raden Faqih (Sunan Ampel 2). Sunan Ampel atau Achmad Rachmatullah
wafat pada tahun 1449 masehi / 849 hijriah, beliau wafat pada usia 93 tahun.
b. Silsilah
Sunan Ampel
1. Sunan Ampel/ Raden Achmat
Rachmatullah bin
2. Maulana
Malik Ibrahim/ Ibrahim
bin
3. Syaikh
Jumadil Kubro /Jamaludin Akbar al-Husaini bin
4. Ahmad Jalaludin Khan bin
5. Abdullah Khan bin
6. Abdul Malik Al-Muhajir
(Nasrabad,India) bin
7. Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
8. Muhammad
Sohib Mirtab
(Hadhramaut) bin
9. Ali Kholi' Qosam bin
10. Alawi Ats-Tsani bin
11. Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
12. Alawi Awwal bin
13. Ubaidullah bin
14. Ahmad
al-Muhajir bin
15. Isa Ar-Rumi bin
16. Muhammad An-Naqib bin
17. Ali
Uraidhi bin
18. Ja’far
ash- Shadiq bin
19. Muhammad
al-Baqir bin
20. Ali
Zainal Abidin bin
21. Imam
Husain bin
22. Ali
bin Abi Thalib dan Fatimatus
az-Zahra bin
23. Muhammad
Jadi, Sunan Ampel memiliki darah Uzbekistan
dan Champa dari ibu. Tetapi dari ayah leluhur mereka adalah keturunan langsung
dari Ahmad al-Muhajir, Hadhramaut. Bermakna mereka termasuk keluarga besar
Saadah Ba Alawi. Dan Sunan Ampel merupakan keturunan Nabi Muhammad yaitu
penyebar agama Islam pertama di Dunia.
c.
Penafsiran
tentang Sunan Ampel
Ada beberpa pendapat dan penafsiran
tentan Sunan Ampel dianataranya adalah :
a. Dalam catatan kronik Cina dari
Klenteng Sam Po Kong, Sunan Ampel dikenal sebagai Bong Swi Hoo, cucu dari Haji Bong Tak
Keng - seorang Tionghoa (suku Hui beragama Islam Mazhab Hanafi) yang ditugaskan
sebagai Pimpinan Komunitas Cina di Campa oleh Sam Po Bo. Sedangkan Yang Mulia Ma Hong Fu - menantu Haji Bong Tak
Keng ditempatkan sebagai duta besar Tiongkok di pusat kerajaan Majapahit,
sedangkan Haji Gan En Cu juga telah ditugaskan sebagai kapten Cina di Tuban.
Haji Gan En Cu kemudian menempatkan menantunya Bong Swi Hoo sebagai kapten Cina di Jiaotung (Bangil). Sementara itu seorang
putri dari Kyai Bantong (versi
Babad Tanah Jawi) alias Syaikh Bantong
(alias Tan Go Hwat menurut
Purwaka Caruban Nagari) menikah dengan Prabu Brawijaya V (alias Bhre Kertabumi)
kemudian melahirkan Raden Patah. Namun tidak diketahui apakah ada hubungan
antara Ma Hong Fu dengan Kyai Bantong.
b. Dalam
Serat Darmo Gandhul, Sunan Ampel disebut Sayyid Rahmad merupakan keponakan dari
Putri Champa permaisuri Prabu Brawijaya yang merupakan seorang muslimah. Raden
Rahmat dan Raden Santri adalah anak Makhdum Ibrahim (putra Haji Bong Tak Keng),
keturunan suku Hui dari Yunan yang merupakan percampuran bangsa Han/Tionghoa
dengan bangsa Asia Tengah (Samarkan). Raden Rahmat, Raden Santri dan Raden
Burereh/Abu Hurairah (cucu raja Champa) pergi ke Majapahit mengunjungi bibi
mereka bernama Dwarawati puteri raja Champa yang menjadi permaisuri raja
Brawijaya. Raja Champa saat itu merupakan seorang muallaf. Raden Rahmat, Raden
Santri dan Raden Burereh akhirnya tidak kembali ke negerinya karena Kerajaan
Champa dihancurkan oleh Kerajaan Veit Nam.
c. Menurut
Hikayat Banjar dan Kotawaringin (Hikayat Banjar resensi I), nama asli Sunan
Ampel adalah Raja Bungsu, anak Sultan Pasai. Beliau datang ke Majapahit
menyusul/menengok kakaknya yang diambil istri oleh Raja Mapajahit. Raja
Majapahit saat itu bernama Dipati Hangrok dengan mangkubuminya Pati Maudara
(kelak Brawijaya VII) . Dipati Hangrok (alias Girindrawardhanan alias Brawijaya
VI) telah memerintahkan menterinya Gagak Baning melamar Putri Pasai dengan
membawa sepuluh buah perahu ke Pasai. Sebagai Kerajaan Islam, mulanya Sultan
Pasai keberatan jika Putrinya dijadikan istri Raja Majapahit, tetapi karena
takut binasa kerajaannya akhirnya Putri tersebut diberikan juga. Putri Pasai
dengan Raja Majapahit memperoleh anak laki-laki. Karena rasa sayangnya Putri
Pasai melarang Raja Bungsu pulang ke Pasai. Sebagai ipar Raja Majapahit, Raja
Bungsu kemudian meminta tanah untuk menetap di wilayah pesisir yang dinamakan
Ampelgading. Anak laki-laki dari Putri Pasai dengan raja Majapahit tersebut
kemudian dinikahkan dengan puteri raja Bali. Putra dari Putri Pasai tersebut
wafat ketika istrinya Putri dari raja Bali mengandung tiga bulan. Karena
dianggap akan membawa celaka bagi negeri tersebut, maka ketika lahir bayi ini
(cucu Putri Pasai dan Brawijaya VI) dihanyutkan ke laut, tetapi kemudian dapat
dipungut dan dipelihara oleh Nyai Suta-Pinatih, kelak disebut Pangeran Giri.
Kelak ketika terjadi huru-hara di ibukota Majapahit, Putri Pasai pergi ke tempat
adiknya Raja Bungsu di Ampelgading. Penduduk desa-desa sekitar memohon untuk
dapat masuk Islam kepada Raja Bungsu, tetapi Raja Bungsu sendiri merasa perlu
meminta izin terlebih dahulu kepada Raja Majapahit tentang proses islamisasi
tersebut. Akhirnya Raja Majapahit berkenan memperbolehkan penduduk untuk
beralih kepada agama Islam. Petinggi daerah Jipang menurut aturan dari Raja
Majapahit secara rutin menyerahkan hasil bumi kepada Raja Bungsu. Petinggi
Jipang dan keluarga masuk Islam. Raja Bungsu beristrikan puteri dari petinggi
daerah Jipang tersebut, kemudian memperoleh dua orang anak, yang tertua seorang
perempuan diambil sebagai istri oleh Sunan Kudus (tepatnya Sunan Kudus
senior/Undung/Ngudung), sedang yang laki-laki digelari sebagai Pangeran Bonang.
Raja Bungsu sendiri disebut sebagai Pangeran Makhdum.
a.
Sejarah Masjid
Agung Sunan Ampel
Masjid
Agung Sunan Ampel didirikan pada tahun 1396 masehi / 796 hijriah oleh Sunan
Ampel atau Achmad Rachmatullah dibantu oleh Mbah Soleh dan Mbah Bolong serta
para santri lainnya atas izin Kerajaan Majapahit. Dari
Raja Majapahit, Sunan Ampel mendapat pinjaman tanah Dento yang kemudian menjadi
Denti Ampel yang akhirnya menjadi Ampel dan sekarang dikenal dengan nama jl. Ampel Masjid no. 53, Kelurahan Ampel
Masjid, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur. Pada
tahun 1972 Kawasan Masjid Agung
Sunan Ampel telah ditetapkan menjadi tempat wisata religi oleh Pemkot Surabaya.
Masjid Sunan Ampel merupakan
masjid tertua ke tiga di Indonsia.
Masjid
ini mengalami perluasan pertama kali oleh Adipati Aryo Cokronegoro, kemudian
pada tahun 1926 oleh Adipati Regent Raden Nitiadiningrat. Oleh panitia yang
dibentuk khusus pada tahun 1954, dilakukan perluasan menjadi 2.069 meter
persegi. dan tahun 1974 diperluas lagi menjadi 5.624,84 meter persegi. Masjid
ini dulunya menjadi pusat syiar agama Islam di wilayah Timur pulau Jawa. Di
belakang masjid ini terdapat kompleks pemakaman Sunan Ampel, dimana pada
kompleks pemakaman ini sendiri terdapat makam Achmad Rachmatullah atau Sunan
Ampel, makam Mbah Soleh, makam Mbah bolong, Makam Para Santri Sunan Ampel, dan
makam Keturunan Sunan Ampel yang sudah meninggal.Masjid yang saat ini menjadi
salah satu obyek wisata religi di Kota Surabaya ini, mempunyai arsitektur
bangunan yang bergaya Jawa, Cina, dan Eropa.
Masjid
ini dibangun Sunan Ampel dengan Mbah Soleh dan Mbah Bolong serta para santri
Sunan Ampel lainnya. Berdasarkan narasumber yaitu Zeid Mohamad salah seorang
keturunan Sunan Ampel yang sekarang menjadi juru kunci masjid dan kompleks
makam Sunan Ampel, mengatakan bahwa dulunya ke 16 tiang saka yang ada di dalam
masjid didirikan hanya dalam waktu semalam, tiang ini mempunyai tinggi 17
meter, dan tiang ini dibuat dari kayu besi utuh dari hutan. Ke 16 tiang saka
ini mempunyai makna atau filosofi yaitu jumlah huruf pada kalimat syahadat yang
digunakan sebagai syarat yang harus duucapkan untuk dapat memeluk agama Islam
sedangkan tinggi tiang yang 17 m ini juga mempunyai arti tersendiri yaitu
jumlah rakat shalat fardhu lima waktu dalam sehari semalam.
Mbah
soleh adalah seorang santri Sunan Ampel yang ahli dalam hal perkayuan. Pada
saat bangunan masjid belum selesai Mbah soleh telah meninggal mendahului Sunan
Ampel, dan saat itu pun Sunan Ampel kebinguan karena tidak ada yang membantunya
dalam membangun masjid, akhirnya Sunan Ampelpun berdoa kepada Allah SWT dan
meminta dicarikan orang untuk dapat membantunya dalam membangun masjid, namun
setelah itu tidak ada orang yang datang ke Sunan Ampel untuk membantunya dalam
membangun masjid, dan suatu ketika setelah Sunan Ampel terbangun dari tidurnya
Mbah Solehpun yang tadinya telah meninggal hidup kembali dan menemui Sunan
Ampel, dan akhirnya Sunan Ampel pun teringat bahwa doanya telah dikabulkan oleh
Allah, awalnya Sunan Ampelpun tidak percaya dengan hidupnya Mbah Soleh namun
hal ini terbukti kembali pada saat bangunan masjid belum selesai lagi-lagi Mbah
Solehpun meninggal, dan Sunan Ampelpun berdoa kembali kepada Allah agar Mbah
Soleh dihidupkan kembali, dan akhirnya kejadian inipun terulang kembali
sebanyak tujuh kali dan Mbah Solehpun di makamkan ditempat yang berbeda pula
dari sebelumya. Pada saat diperiksa jasad tubuh Mbah Soleh dalam ke tujuh makam
tersebut ditemukan jasad-jasad yang sama pula ini adalah suatu keajaiban dari
Allah yang benar-benar nyata keberadaannya.
Sedangkan
Mbah Bolong atau Mbah Shonhaji adalah santri terakhir Suna Ampel, beliau
berperan dalam menunjukkan arah kiblat atau barat dalam Masjid Agung Sunan
Ampel yang digunakan sebagaim arah unutk melaksanakan sholat, beliau dapat
menunjukkan arah kiblat karena dulunya beliau adalah seorang mantan nahkoda
kapal laut, sehingga belaiu diberi kepercayaan oleh Sunan Ampel unutuk
menunjukkan arah kiblat oleh Sunan Ampel.
b. Pembagian tempat pada Masjid
Agung Sunan Ampel
a. Gapura atau pintu
gerbang
Pada Masjid Agung Sunan Ampel terdapat lima
gapura atau pintu gerbang,
ke lima gapura ini mempunyai makna yaitu
Shalat lima waktu yaitu subuh, dhuhur,
ashar, maghrib, dan isyak. Ke lima gapura
tersebut diantaranya adalah :
1. Gapuro Munggah,
suasana perkampungan yang katanya mirip dengan pasar Seng di Masjidil Haram Makkah. Menggambarkan bahwa seorang muslim
wajib menunaikan rukun islam yang kelima jika mampu. Setelah melewati lorong perkampungan yang menjadi
kawasan pertokoan yang menyediakan segala kebutuhan mulai busana muslim,
parfum, kurma dan berbagai
asesoris.
2. Gapuro Poso (Puasa)
yang terletak di selatan Masjid Sunan Ampel.
3. Gapuro Ngamal,
disini orang-orang dapat bershodaqoh
sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan. Shodaqoh tersebut juga digunakan untuk
pelestarian dan kebersihan kawasan Masjid dan Makam, menggambarkan rukun Islam
tentang wajib zakat.
4. Gapuro Madep
letaknya persis di sebelah barat Masjid Induk. Disebelah kanan terdapat makam Mbah Shonhaji ( Mbah Bolong ) yang
menentukan arah kiblat Masjid
Agung Sunan Ampel. Menggambarkan bahwa pelaksanaan
sholat menghadap kiblat.
5. Gapuro Paneksen
untuk masuk ke kompleks makam. Ini menggambarkan sebagai syahadat " Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah.” Gapura ini adalah pintu gerbang
menuju kompleks makam Sunan Ampel, kompleks makam ini dikelilingi tembok
besar setinggi 2,5 meter. Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya
dipagari baja tahan karat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter
persegi. Khusus makam Sunan Ampel dikelilingi pasir putih.
b. Sumur
Sumur ini dulunya terletak di sebelah selatan masjid, namun karena telah
mengalami beberapa kali perluasan dan pemugaran, sumur ini sekarang berada di
dalam bagian masjid. Sumur ini dulunya digunakan sebagai air untuk mengambil
whudu sebelum melaksanakan sholat, namun karena seiring dengan perkemabngan
zaman dan pendapat, sumur ini tidak lagi digunakan sebagai tempat untuk
mengambil air wudhu namun beralih fungsi untuk di ambil airnya yang dipercaya
dapat menyembuhkan penyakit dan menguatkan janji karena kebanyakan orang
menganggap bahwa sumur ini sama dengan sumur yand ada di Arab yaitu sumur
zamzam.
c. Bangunan utama atau masjid
Bangunan utama atau masjid ini mempunyai gaya dan arsitektur yang berbeda
pada masjid ini mempunyai arsitektur antara Jawa, Cina, Arab dan Eropa ini
adalah wujud dari akulturasi budaya dan agama yang di ajarkan oleh Sunan Ampel
karena Sunan Ampel mempunyai misi atau tujuan yaitu membangun manusia yang
berbudi pekerti luhur, menandakan islam sebagai agama yang bertoleransi
terhadap agama lain.
d. Kompleks makam Sunan Ampel
Kompleks pemakaman ini berda tepat di belakang masjid, pada kopleks makam
ini terdpat makam Sunan Ampel, isteri Sunan Ampel, para santrinya Sunan Ampel,
dan para keturuna Sunan Ampel.
Alkulturasi
budaya dan agama yang ada pada Masjid Agung Sunan Ampel
a. Pengertian
akulturasi
Akulturasi
adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur
dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan
diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur
kebudayaan kelompok itu sendiri.
b. Faktor penyebab terjadinya
akulturasi
Secara garis besar, ada dua faktor
yang menyebabkan akulturasi dapat terjadi, yaitu: 1. Faktor Intern
a. Bertambah dan berkurangnya penduduk
(kelahiran, kematian, migrasi)
b. Adanya penemuan baru. Discovery, penemuan ide atau alat
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Invention, penyempurnaan penemuan baru. Innovation, pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan
dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang
telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan
unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
c. Konflik yang terjadi dalam
masyarakat.
d. Pemberontakan atau revolusi
2. Fator ekstern
a. Perubahan alam
b. Peperangan
c. Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya
yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan
budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf
individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai,
mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya
yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi
dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.
c. Wujud akulturasi pada Masjid Agung Sunan
Ampel
a. Seni bangunan
1.
Atap
masjid, Masjid Agung Sunan Ampel mempunyai bentuk atap limas dan atapnya
berjumlah tiga serta semakin ke atas semakin kecil, atap ini merupakan wujud
akulturasi dari buadaya Cina tempat Sunan Ampel berasal yaitu Campa, Sunan
Ampel mengadopsi dari bentuk pagoda yang ada di Cina yang bentuknya juga limas
serta semakin ke atas semaki mengecil. Atap yang berundak ini juga sama dengan
bentuk punden berundak atau menhir pada zaman neozoikum dulu, yang digunakan
sebagai tempat batu penujaan.
2.
Ujung
atap masjid, mempunyai ornamen gaya Kerajaan Majapahit menandakan bahwa Sunan
Ampel sangat menghargai Kerajaan Majapahit.
3.
Tiang
saka, tiang saka atau pilar yang ada pada masjid ini berjumlah 16 dengan tinggi
17 meter, 16 tiang ini melambangkan jumlah huruf pada kalimat syahadat,
sedangkan tinginya melambangkan jumlah rokaat sholat fardhu dalam sehari
semalam, Sunan Ampel membangun atau mendirikan tiang ini hanya dalam waktu
semalam, tiang ini terbuat dari kayu besi dan kayu utuh tanpa ada sambungan.
Tiang ini merupakan wujud akulturasi dengan kebudayaan khas Cina.
4.
Menara,
menara pada masjid ini mempunyai bentuk dan corak yang sama dengan bentuk
mercusuar, mecusuar adalah menara zaman Belanda yang digunakan untuk memantau
kapal-kapal besar yang akam bersandar ke dermaga. Sedangkan Surabaya sendiri
juga mempunyai pelabuhan atau dermaga karena Surabaya juga berbatasan langsung
dengan lautan lepas, oleh karena itu Sunan Ampel meniru bentuk menara asal
Eropa ini.
5.
Pintu,
pintun pada masjid ini mempunya bentuk arsitektur dengan gaya Jawa dan Eropa.
6.
Mihrab
pada Masji Agung Sunan Ampel, bergaya sama dengan arsitektur pada masjid yang
aslinya yaitu gaya daerah padang mesir atau Arab.
7.
Lampu
gantung yang ada pada masjid ini adalah lampu gantung terbesar ke dua di
Indonesia, lampu ini mempunyai gaya dan bentuk khas Eropa.
8.
Mimbar
pada Masjid Agung Sunan Ampel mempunyai ukiran khas tanah Jawa, namun karena
islam tidak membolehkan mengukir dengan wujud hewan atau manusia, ukiran itu
dig anti dengan bentuk tumbuh-tumbuhan.
9. Serambi, serambi adalah tempat untuk
berkumpul atau beristirahat atau juga unutuk saling bertukar pikiran karena
pada agam Islam dilarang untuk berdiskusi atau berbincang bincang urusan
duniawi di dalam masjid di buatlah serambi, sebenarnya serambi bukanlah gaya
atau arsitektur bangunan pada masjid di Arab namun karena masjid ini terletak
di tanah Jawa mak bercampurlah ke dua unsure tersebut, serambi pada masjid ini
dibagi menjadi tiga serambi yaitu serambi depan, kanan, dan kiri
b.
Kasusateraan
1.
Lagu
atau dalam bahasa Jawa dinamakan tembang, Sunan Ampel sendiri juga menyebarkan
ajaran Islam juga melalui tembang, ini adalah suatu bentuk taktik Sunan Ampel
untuk, menarik simpati orang Jawa agar mau masuk kedalam agama Islam, salah satu
tembang yang sering dibawakan oleh Sunan Ampel salah satunya adalah Lir-ilr.
Yang mempunyai arti mengajak orang lain untuk bangkit dari keterpurukan dan
berusaha menggapai yang terbaik dan meninggalkan kejelekan meski itu sulit
untuk dilakukan, selagi kita masih hidup.
2.
Ajaran
mohlimo, ajaran ini dulunya diangkat Suan Ampel dari ajaran Hindu yaitu aliran
Hindu Tantrik, dimana aliran ini mengajarkan tentang 5 M yaitu Madya
(minuman keras, minum sampai mabok), Mangsa (daging, makan sebanyaknya), Matsya
(ikan, makan sebanyaknya), Mudra (nasi, gandum, jagung, biji2an, makan
sebanyaknya), and Maithuna (perempuan, lakukan hubungan seks sebanyaknya). Akan tetapi yang terjadi di saat itu
justru Majapahit menjadi kacau. Rakyatnya tidak bisa diatur, bertingkah semaunya
sendiri, karena larangan justru bertentangan dengan nilai Tantrik. Akhirnya
singkat cerita Sunan Ampel dapat memperbaiki akhlaq masyarakat dengan prinsip
Mohlimo yaitu, moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon yakni
seruan untuk “tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak
menggunakan narkotik, dan tidak berzina” dengan ajaraan akhlaq ini dalam waktu
relatif singkat Sunan Ampel dapat memperbaiki moral rakyat Majapahit saat itu. Karena
ajarannya banyak menarik simpati, pada akhirnya banyak rakyat Majapahit yang
tertarik masuk kedalam agama Islam.
3. Selain
itu Sunan Ampel pun dikenal sebagai ulama yang mengalokalisasi ajaran Islam ke
dalam budaya lokal, diantaranya menemukan istilah-istilah islam dengan bahasa
lokal diantaranya :
1.
Santri adalah sebutan bagi pelajar Islam yang
sedang mempelajari agama Islam, ini untuk membedakan dengan Cantrik yaitu
pemuda-pemuda hindu yang memperdalam agama hindu di kuil.
2.
Langgar
adalah Tempat belajar agama Islam, hal ini dilakukan oleh Sunan Ampel untuk
membedakan dengan Sanggar yaitu tempat belajar agama Hindu.
3.
Sembahyang
artinya menyembah Tuhan, hal ini berasal dari kata Hyang yang berarti Tuhan
atau yang ghaib, karena jika mengenalkan kata Allah masyarakat Hindu saat itu
tidak mengerti. Namun ada orang yang salah mengartikan bahwa sembahyang adalah
ajaran Hindu, padahal dalam ajaran hindu sendiri tidak mengenal kegiatan ibadah
yang namanya Sembahyang. Ibadah Hindu disebut dengan Puja .
Langganan:
Postingan (Atom)