Translate

Sabtu, 20 September 2014

GROUP TEATER SURYA MAJAPAHIT by SMAN 1 Kota Mojokerto. sutradara aku dewe















TARI REMO

      Indonesia adalah sebuah negeri yang kaya akan sebuah budayan tradisinya, terutama di daerah jawa Timur yang dulunya pernah berdiri sebuah kerajaan Majapahit, Jawa Timur juga kaya akan tari-tariannya diantaranya adalah Remo, namun kini banyak remaja yang enggan untuk menari mereka lebih memilih modern dance. Tari Remo adalah sebuah tarian untuk penyambutan tamu agung, yang ditampilkan baik oleh satu atau banyak penari. Tarian ini berasal dari daerah Jawa Timur.

      Tari Remo berasal dari daerah Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tarian ini berasal dari kecamatan Diwek di Desa Ceweng, tarian ini diciptakan oleh warga yang berprofesi sebagai pengamen tari di kala itu, memang banyak profesi tersebut di Jombang, kini tarian ini pada awalnya digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan terpisah sebagi sambutan atas tamu kenegaraan, maupun dalam festifal kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi  lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga muncul gaya tarian yang lain yaitu Remo Putri. Menurut sejarahnya tarian Remo merupakan tari yang khusus dibawakan oleh para penari laki-laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini. Pertunjukan remo pada umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam menarikan tarian ini. Karakteristik yang paling utama adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif.
Jurnal Mata Kuliah  Umum PKN Kelas PKn. 19
Tahun Angkatan 2014/2015


Disusun Oleh :
Nama  : Abdul Hasan Nurfitriyan
Nim     : 140810201045

Pertemuan 1 :
Mata kuliah PKN, pertama mendengar hal ini saya heran kenapa di kuliah masih ada pelajran atau mata kuliah seperti ini, saya kira mata pelajaran ini hanya dipelajari di SD, SMP, dan SMA. Saat itu langsung terbenak dalam pikiran saya bagaimana pelajaran atau materi yang akan dipelajari di mata kuliah ini dan bagaimana dosen yang akan mengajar mata kuliah ini. Pertama masuk di mata kuliah ini dosen tidak hadir, maka langsung timbul pikiran negativ dari saya, mungkin dosennya malas untuk mengajar mata kuliah yang tidak begitu penting ini karena selalu mempelajari teori semata tanpa ada implementasi atau gerakan yang real di masyarakat. Ketika pertemuan ke 2 terdapat tanda-tanda lagi bahwa dosen pengampu mata kuliah ini akan tidak masuk lagi, dan saat itu jam mata kuliah sudah tinggal setengah sks sehingga banyak mahasiswa yang pulang, kebanyakan dari mereka menganggap bahwa sudah tidak mungkin dosen nya masuk, saat itu mahasiswa yang tersisa tinggal 1/3 dari absen termasuk saya, saat itu saya juga terpikir untuk pulang, ternyata saat saya hendak keluar dari ruangan ternyata dosennya datang.
Dosen mata kuliah ini bernama Bu Yayuk, ketika itu beliau minta maaf kalau kemarin telat dan tidak masuk karena beliau ada mata kuliah lain yang bertabrakan dengan mata kuliah ini. Saat itu beliau tidak langsung menjelaskan materi pembelajaran, melainkan hanya perkenalan saja dari beliau, saat itupun saya dibuat tercengan oleh beliau.  Ternyata dosen ini adalah dosen fantastic karena memiliki segudang pengalaman yang mengesankan, beliau dulu mengenyam S1 Sastra Inggris di UNEJ, setelah itu beliau mendapatkan beasiswa dari World Bank saat itu untuk melanjutkan S2 dan S3 di Amerika, padahal beliau adalah hanya orang desa dan hanya anak seorang petani. Namun beliau bekerja dan belajar dengan sungguh-sungguh hingga beliau sehebat saat ini.
 Cerita beliau ini sangat mengispirasi saya untuk juga tergerak hatinya, bahwa anak orang desa dan anak seorang petani seperti saya pasti bisa menggapai mimpinya dan mengenyam pendidikan yang tingi untuk menganggkat harkat dan martabat orang tua dan bangsa. Bu Yayuk lalu menceritakan lagi pengalam beliau sewaktu di Amerika disana beliau mendapat cobaan yang begitu besar.
Beliau mengalami kecelakaan yang mengakibatkan beliau lumpuh selama bertahun-tahun, dan banyak mahasiswa teman-teman Bu Yayuk yang meninggal saat kecelakaan itu, padahal saat itu Bu Yayuk masih harus menuntaskan kuliahnya di Amerika, namun dengan keterbatasan seperti itu Bu Yayuk tetap terus berjuang untuk menuntaskan kuliahnya. Disini saya tersadar bahwa impian yang tinggi pasti akan diikuti dengan sebuah cobaan yang tinggi, dan ketika kita berhasil mengatasi cobaan itu, maka kita akan menuai kesuksesan.

Pertemuan 2 :
Pertemuan ke 2 ini Bu Yayuk menjelaskan bagaimana system pembelajaran yang akan beliau terapkan di mata kuliah PKN ini. Di mata kuliah ini beliau akan memberikan aksen dan warna baru di banding mata kuliah lain. Beliau mengatakan bahwa di mata kuliah ini akan lebih mengacu pada kehidupan atau realitas yang terjadi masyarakat dan bagaimana implementasi yang harus kita lakukan sebagai mahasiswa di masyarakat nantinya. Jadi tidak hanya terpacu pada penjelasan materi semata.
Di mata kuliah ini tidak akan di adakan uts maupun uas kata beliau namun di setiap 2 minggu sekali mahasiswa wajib menyetorkan jurnal yang isinya berkaitan dengan pengalaman dari penjelasan yang telah disampaikan di pertemuan-pertemuan sebelumnya. Selain itu dimata kuliah ini di bagi beberapa kelompok yang nantinya setiap setelah pertemuan dosen yang memberikan materi, maka kelompok itu minggu depannya wajib mempresentasikan kedpan sebuah artikel yang berkaitan dengan materi yang sebelemnya telah disampaikan oleh dosen pengampu.
Untuk masalah uas  nanti kelompok-kelompok kecil ini nantinya akan dijadikan menjadi 2 kelompok besar yang nantinya di 2 kelompok besar itu memiliki tugas masing-masing, 2 kelompok besar itu akan mendirikan sebuah bank mini, dimana bank mini itu akan mengumpulkan donasi-donasi dari msayarakat maupun mahasiswa yang nantinya berupa makanan pokok atau pakaian bekas atau baru yang masih layak pakai. Nantinya hasil dari bank ini akan dibagikan ke suatu daerah disekitar yang dianggap masyarakatnya mayositas masih kurang mampu.
Disini kami diajarkan Bu Yayuk bagaimana implementasi atau gerakan nyata yang harus dilakukan mahasiswa berkaitan dengan mata kuliah PKN ini. Sebelumnya hal ini belum pernah terbenak dalam pikiran saya kapan ada dosen yang seperti ini sebelumnya, ternyata pikiran saya itu ternyata terjawab dengan adanya Bu Yayuk. Karena hal-hal dan pikiran seperti ini lah yang saya tunggu untuk saya kerjakan nantinya.
Berkaitan dengan hal seperti itu saya mempunyai pengalaman yang sudah pernah saya lakukan juga untuk masyarakat dan lingkungan. Ada sebuah kasus di lingkungan sekitar rumah saya, disetiap musim penghujan datang seringkali terdapat genangan air di jalan yang air genangan itu susah untuk mengalir melalui selogan, apa lagi kalau hujannya sangat deras seringkali bisa dikatakan banjir kecil-kecilan lah karena hanya di bagian jalan itu saja yang airnya susah mengalir.
Dengan adanya kasus ini saya mencoba meneliti dan mencari solusinya agar  hal itu tidak terjadi lagi, karena saai itu saya juga mengikuti lomba Karya Ilmiah yang saat itu berkaitan dengan kasus yang terjadi di lingkungan saya. Akhiranya saya mencari berbagai referensi dan solusi bagaimana cara mengatasinya yaitu dengan menerapkan alat biopori di lingkungan itu. Ketika saya memberikan dan mengajukan solusi itu ke RT ternyata ditolak dan diremehkan, ternyata memang sulit untuk menumbuhkan jiwa dan menyadarkan masyarakat, butuh adanya suatu pendekatan yang berulang ulang kali hingga menyadarkan mereka bagaimana kesadaran terhadap lingkungan sekitar itu. Ini membuktikan bahwasannya pendidikan memang sangat penting untuk diterapkan dan ditanamkan agar kelak dimasyarakat bisa menumbuhkan kesadaran akan pentingnya lingkungan dan kesdaran untuk saling bergotong royong memecahkan masalah.

Pertemuan 3 :
Pertemuan kali ini membahas tentang globalisasi, saat itu Bu Yayuk mengajukan pertanyaan kepeda kami, beliau mengatakan globalisasi itu ditolak ataukah kita kembalikan, semua mahasiswa terdiam saat itu, lalu Bu Yayukpun kembali menyakan hal itu kembali kepada kami, dan akhirnya beberapa dari kami mengatakan ditolak dan ada yang mengatakan dikembalikan, lalu Bu Yayuk kembali melontarkan kembali pertanyaan, bagaimana cara kita menolak ataupun mengembalikan, sigap dari beberapa mahasiswa langsung mengatakan bahwa kita harus menyaring globalisasi itu, Bu Yayuk kembali melontarkan pertanyaan dengan apa kita akan menyaring globalisasi yang masuk ke Indonesia, lalu Bu Yayuk mengatakan bahwa dengan pancasila dan dengan nilai-nilai yang telah tertanam di Indonesia lah kita bisa menyaring dan memilah globalisasi yang masuk ke Indonesia.
Pada materi kali ini Bu Yayuk mengajak kami untuk melihat bagaimana globalisasi yang sebenaranya terjadi di Indonesia dan yang terjadi luar negeri terutam Amerika. Ternyata globalisasi yang terjadi Indonesia lebih kebarat-baratan dibanding globalisasi yang terjadi Amerika. Mengapa bisa seperti itu memang realita yang terjadi di Indonesia adalah seorang plagiator ulung. Kebanyakan masayrakat di Indonesia melakukan peniruan akan hal-hal yang tren diluar negeri tanpa mengerti alasan utama hal itu terjadi disana, terutama dibidang fashion.
Misal kita tahu di Amerika sedang terjadi musim panas sehingga kebanyakan orang-orang disana memakai baju yang tipis dan minimalis, hal ini ditiru oleh orang Indonesia padahal di Indonesia sendiri tidak ada musim panas melainkan musim tropis, ini membuktikan bahwa orang Indonesia adalah orang yang bodoh karena mereka meniru tanpa memfilter dan mengerti apa yang menjadi alasan orang-oarang dinegara maju melakukan tau mengenakan hal seperti itu.
Salah satu contoh lagi yang seharusnya hal ini tidak ditiru oleh orang di Indonesia, di saat musim dingin atau musim salju kondisi di Amerika sangatlah begitu dingin sehingga membuat orang disana mencari-cari cara untuk menghangatkan tubuh, mereka menghangatkan tubuh mereka dengan minum-minum anggur yang memabukkan, disana tidak akan begitu memabukkan karena disana memang cuaca dingin. Sedangkan yang terjadi di Indonesia menirunya dengan begitu saja, hanya dengan beralasan agar terlihat seperti orang-orang luar negri. Inilah yang mengakibatkan Indonesia dikatakan sebagai negara yang lebih kebarat-baratan.
Kalau kita berbicara tentang globalisasi pasti tidak akan lepas akan dengan yang namanya perkembangan tekhnologi informasi dan komunikasi yang begitu canggih dan pesat. Untuk sementara ini kita sebagai bangsa Indonesia hanya bisa mengimpor barang-barang tersebut dari luar negri, padahal dengan adanya globalisasi ini seharusnya Indonesia harus sudah bisa untuk membuat tekhnologi informasi dan komunikasi sendiri karena sekarang ilmu pengetahuan sendiri sudah sangat terbuka dan maju. Padahal sebenarnya di Indonesia banyak sekali orang-orang cerdas yang bisa untuk membuat hal itu, cuman tantangan atau masalah yang terjadi di Indonesia adalah kemalasan selain itu adanya pandangan dari pemerintah dan masyarakat yaitu bahwa apabila kita memproduksi barang atau alat itu sendiri maka akan membutuhkan biaya produksi yang sangat besar disbanding kita mengimpornya dari luar.
Namun apabila hal ini kita telaah lebih dalam sebenarnya hal ini tidak akan merugikan bangsa kita melainkan apabila hal ini digarap dengan serius maka akan banyak sekali menambah pendapatan negara dari hasil penjualan produksi tersebut, meski memang awalnya dalam memproduksinya dibutuhkan biaya yang sangat besar.  Jadi di Indonesia sekarang dibutuhkan pemimpin yang sadar akan pentingnya globalisasi.
Pertemuan 4 :
Pertemuan kali ini kembali lagi membahas globalisasi, namun pertemuan kali ini yang memaparkan materi adalah dari kelompok satu dan dari kelompok saya kelompok 2, kelompok 1 akan memaparkan globalisasi dalam gaya hidup yang terjadi di Indonesia, sadangkan kelompok saya memaparkan globalisasi dibidang pendidikan.
Pertemuan kali ini begitu mengundang pertanyaan banyak dari teman-teman satu kelas. Terutama saat pemaparan berjalan, ketika kelompok 1 memaparkan hasil makalah atau artikel yang mereka miliki, banyak sekali teman-teman yang melontarkan pertanyaan maupun sanggahan, namun yang saya amati kali ini bukan lah materi pemaparan dari kelompok 1, melainkan suasana yeng terjadi saat sesi pertanyaan dibuka, saat itu banyak sekali teman-teman yang ingin bertanya dan menyanggah, namun ketika dipersilahkan seseorang bertanya teman lain menyaanggah dengan tidak beraturan seperti orang yang tidak punya etika, saat itu kondisi diruangan sangat tidak kondusif semua orang saling bersaut sautan seperti kondisi orang sedang dipasar.
Ini mencerminkan bahwa mereka tidak punya etika dalam menyampaikan pendapat ataupun sanggahan dalam sebuah forum, mereka membuaka forum dalam sebuah forum. Ini membuktikan bahwa nilai etika yang dulu diagung-agungkan kini telah luntur dengan begitu saja. Padahal nilai etika ini adalah ciri khas dari bangsa Indonesia. Memang kita memiliki kebebasan untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat, karena itu adalah hak dari setiap indifidu, namun hal itu juga harus diimbangi dengan tata aturan dan etika yang baik dalam menyampaikannnya. Sehingga pada saat itu ada salah seorang teman dari kempok saya anak hukum berdiri dan mengingatkan kepada teman yang lain untuk beretika dalam menyampaikan pendapat, dan tidak membuka sebuah forum dalam forum. Akhirnya kondisi ruangan saat itu dapat tertib kembali tidak seperti tadi.
Belajar dari pengalam yang terjadi di saat pemaparang yang di paparkan kelompok 1, akhirnya ketika kelompok saya maju, hal yang terjadi tidak terulang kembali di kelompok saya. Namun ketika kelompok saya memaparkan ada salah seorang penanya yang masih  belum puas akan jawaban yang telah disampaikan oleh teman saya, seketika saya menambahkan kembali jawaban yang tadi telah disampaikan. Pertanyaannya sebenarnya sim pel dan mudah, namun orangnya yang bertanya yang mungkin masih ragu, ia memperdebatkan tentang masalah bahasa inggris yang kami tampilkan dan kami gunakan di tayangan slide kami. Ia tidak setuju mengapa kami menggunakan bahasa inggris dalam tayangan slide kami, ia menganggap bahwa kami telah terpengaruh dampak negativ dari globalisasi. Tapi menurut kelopok kami yang kami lakukan bukanlah sebuah efek negativ melainkan malah efek positiv dari globalisasi. Karena apabila kita menguasai bahasa asing maka wawasan kita akan bertambah selain itu juga akan mempermudah kita nanti saat terjun atau menghadapi globalisasi.
Selain itu sekarang secara logika, jika memang bahasa inggris yang kami tayangkan dalam slide kami adalah sebuah efek negativ dari globalisasi, terus kenapa kita disekolah dan di kuliah ini ada pelajaran bahasa inggris. Itu semua adalah dikarenakan agar kita mampu ketika nanti terjun ke luar negri sehingga mudah untuk memahami komunikasi, mkarena kita tahu bahwa bahasa inggris adalah salah satu bahasa internasional. Dan tujuan kami menggunakan bahasa inggris di salah satu tayangan slide kami adalah untuk menarik perhatian para audience, sehingga audience mau mencari arti dari kalimat-kalimat itu.
























MASJID BAITUL MUTTAQIN, desa kenanten kecamatan puri, Mojokerto





Rabu, 13 Agustus 2014

Minggu, 10 Agustus 2014

pidato koperasi

Assalamualaikum wr.wb

Yth.  Bapak/ibu dewan juri
Yth.  Bapak/ ibu panitia
Dan tak lupa hadirin dan teman –teman ku yang saya berbahagia

            Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan inayahnya kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini dengan keadaan sehat wal’afiat. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita nabi besar Muchammad SAW.
Hadirin yang berbahagia !!!!!!!!!
Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit berorasi tentang “ bersama koperasi membangun pilar ekonomi bangsa.” Sampai saat ini, pemuda selalu disebut-sebut sebagai pelopor perubahan, perubahan sistem, perubahan kehidupan yang berasal dari keterpurukan menuju kehidupan bangsa yang lebih baik. Dan apabila kita kini bicara tentang koperasi maka keberadaannya tidak akan diragukan lagi, kini koperasi telah menjamur di Indonesia, entah itu yang berbadan hukum ataupun tidak memiliki badan hukum alias koperasi hitam. 
Begitu banyak sekali macam koperasi yang ada di Indonesia, tapi koperasi yang mungkin bisa menjadi wadah untuk menjadikan generasi muda bangsa Indonesia yang kreatif, kritis, dan inofativ salah satunya adalah koperasi sekolah.
Koperasi sekolah berperan penting dalam mendidik dan mengembangkan jiwa wirausaha para siswa. Koperasi yang berada dalam lingkungan sekolah ini dapat kita jadikan sebagai sebuah laboratorium ekonomi yang nantinya akan menambah pengetahuan, keterampilan, kekreatifan, dan pengalaman praktis dalam mengelola sebuah bisnis. Melalui prestasi dalam koperasi sekolah, para siswa/pemuda dilatih menuyusun perencanaan, melakukan pembelian dan penjualan, serta menuyusun laporan keuangan secara berkala. Dengan adanya hal ini diharapkan siswa akan mampu mempraktikkan pengetahuannya ini di lingkungan masyarakat.
Hadirin yang berbahagia !!!!!!!!!
            Oleh sebab itu sebagai remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa mari kita singsingkan tangan, langkahkan kaki ke depan berkerja, berkerja dan berkerja. Jika sikap ini yang diaplikasikan oleh para remaja dan pemuda kita maka Allah akan menjamin keberkahan bagi bangsa kita tercinta ini. Sebagaimana  Dr. Muhammad Sulaiman al-Asqori dalam zubdat at-Tafsir min Fathil Qadir menjelaskan berkerjalah sesuai dengan skil masing-masing. Setidaknya ada lima olah yang harus kita kerjakan yakni olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, oleh raga agar badan sehat, oleh usaha agar ekonomi kuat, dan oleh kinerja agar produktifitas meningkat.
Hadirin yang berbahagia !!!!!!!!!
Dapat kita simpulkan, marilah kita wujudkan generasi muda yang kenal dan berkawan dengan koperasi karena bersama koperasi kita tingkatkan laju ekonomi bangsa. Dan untuk kita sebagai generasi muda terus tingkatkan inovasi dan prestasi.
Hadirin yang berbahagia !!!!!!!!!
Hidup sendiri tanpa kekasih
Bagai cinta tanpa kasih
Cukup sekian dan trimakasih

Wassalamualaikum wr.wb


my adventure in stupa borobudhur

Jumat, 08 Agustus 2014

My Adventure waktu masa2 sma

candi bajang ratu

candi gedong songo

candi penataran

edisi laksama cheng ho

beautifull of gedong songo

lawang sewu
edisi dunia lain lawang sewu

relief candi penataran blitar

eksotis kan semarang punya loh

Sunan Ampel

a.       Sejarah Sunan Ampel
Sunan Ampel mempunyai nama asli Achmad Rachmatullah, beliau lahir pada tahun 1356 masehi / 756 hijriah. Sunan Ampel mempunyai ibu yaitu Putri Campa dengan ayahnya yang bernama Ibrahim bin Jamaludin Asmarkan, dari nama ayahnya yang belakangnya Asmarkan inilah dapat diketahui bahwa Sunan Ampel berasal dari Samarkan di daerah Rusia bagian selatan.
Sunan Ampel datang ke Indonesia pada tahun 1390 masehi / 790 hijriah bersama ayahnya dan saudaranya untuk menemui bibinya di Kerajaan Majapahit yaitu putri campa yang bernama Dwarawati selir Raja Majapahit, Sunan Ampel datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama Islam karena pada saat itu di Kerajaan Majapahit sedang terjadi krisis moral karena keruntuhan Kerajaan Majapahit sepeninggalnya Patih Gajahmada dan Raja Hayam Wuruk diperparah lagi dengan adanya perang Paregreg atau perang saudara untuk memperebutkan kekuasaan tahta kerajaan majapahit.
Semasa hidupnya Sunan Ampel mempunyai 2 orang isteri yaitu isteri pertama adalah Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila binti Aryo Tejo Al-Abbasyi dan isteri ke dua adalah Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning. Dengan Nyai Ageng Manila Sunan Ampel dikaruniai 5 orang anak yaitu Maulana Mahdum Ibrahim/Raden Mahdum Ibrahim/ Sunan Bonang, Syarifuddin/Raden Qasim/Sunan Drajat, Siti Syarifah/ Nyai Ageng Maloka isteri Sunan Kudus, Siti Muthmainnah, Siti Hafsah. Sedangkan dengan Dewi Karimah beliaua dikaruniai 6 orang anak yaitu Dewi Murtasiyah/ Istri Sunan Giri, Dewi Murtasimah/ Asyiqah/ Istri Raden Patah, Raden Husamuddin (Sunan Lamongan), Raden Zainal Abidin (Sunan Demak), Pangeran Tumapel, Raden Faqih (Sunan Ampel 2). Sunan Ampel atau Achmad Rachmatullah wafat pada tahun 1449 masehi / 849 hijriah, beliau wafat pada usia 93 tahun.


b.      Silsilah Sunan Ampel
1.      Sunan Ampel/ Raden Achmat Rachmatullah bin
2.      Maulana Malik Ibrahim/ Ibrahim bin
3.      Syaikh Jumadil Kubro /Jamaludin Akbar al-Husaini bin
4.      Ahmad Jalaludin Khan bin
5.      Abdullah Khan bin
6.      Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad,India) bin
7.      Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
8.      Muhammad Sohib Mirtab (Hadhramaut) bin
9.      Ali Kholi' Qosam bin
10.  Alawi Ats-Tsani bin
11.  Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
12.  Alawi Awwal bin
13.  Ubaidullah bin
14.  Ahmad al-Muhajir bin
15.  Isa Ar-Rumi bin
16.  Muhammad An-Naqib bin
17.  Ali Uraidhi bin
18.  Ja’far ash- Shadiq bin
19.  Muhammad al-Baqir bin
20.  Ali Zainal Abidin bin
21.  Imam Husain bin
22.  Ali bin Abi Thalib dan Fatimatus az-Zahra bin
23.  Muhammad
Jadi, Sunan Ampel memiliki darah Uzbekistan dan Champa dari ibu. Tetapi dari ayah leluhur mereka adalah keturunan langsung dari Ahmad al-Muhajir, Hadhramaut. Bermakna mereka termasuk keluarga besar Saadah Ba Alawi. Dan Sunan Ampel merupakan keturunan Nabi Muhammad yaitu penyebar agama Islam pertama di Dunia.

c.       Penafsiran tentang Sunan Ampel
Ada beberpa pendapat dan penafsiran tentan Sunan Ampel dianataranya adalah :
a.       Dalam catatan kronik Cina dari Klenteng Sam Po Kong, Sunan Ampel dikenal sebagai Bong Swi Hoo, cucu dari Haji Bong Tak Keng - seorang Tionghoa (suku Hui beragama Islam Mazhab Hanafi) yang ditugaskan sebagai Pimpinan Komunitas Cina di Campa oleh Sam Po Bo. Sedangkan Yang Mulia Ma Hong Fu - menantu Haji Bong Tak Keng ditempatkan sebagai duta besar Tiongkok di pusat kerajaan Majapahit, sedangkan Haji Gan En Cu juga telah ditugaskan sebagai kapten Cina di Tuban. Haji Gan En Cu kemudian menempatkan menantunya Bong Swi Hoo sebagai kapten Cina di Jiaotung (Bangil). Sementara itu seorang putri dari Kyai Bantong (versi Babad Tanah Jawi) alias Syaikh Bantong (alias Tan Go Hwat menurut Purwaka Caruban Nagari) menikah dengan Prabu Brawijaya V (alias Bhre Kertabumi) kemudian melahirkan Raden Patah. Namun tidak diketahui apakah ada hubungan antara Ma Hong Fu dengan Kyai Bantong.
b.      Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Ampel disebut Sayyid Rahmad merupakan keponakan dari Putri Champa permaisuri Prabu Brawijaya yang merupakan seorang muslimah. Raden Rahmat dan Raden Santri adalah anak Makhdum Ibrahim (putra Haji Bong Tak Keng), keturunan suku Hui dari Yunan yang merupakan percampuran bangsa Han/Tionghoa dengan bangsa Asia Tengah (Samarkan). Raden Rahmat, Raden Santri dan Raden Burereh/Abu Hurairah (cucu raja Champa) pergi ke Majapahit mengunjungi bibi mereka bernama Dwarawati puteri raja Champa yang menjadi permaisuri raja Brawijaya. Raja Champa saat itu merupakan seorang muallaf. Raden Rahmat, Raden Santri dan Raden Burereh akhirnya tidak kembali ke negerinya karena Kerajaan Champa dihancurkan oleh Kerajaan Veit Nam.
c.       Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin (Hikayat Banjar resensi I), nama asli Sunan Ampel adalah Raja Bungsu, anak Sultan Pasai. Beliau datang ke Majapahit menyusul/menengok kakaknya yang diambil istri oleh Raja Mapajahit. Raja Majapahit saat itu bernama Dipati Hangrok dengan mangkubuminya Pati Maudara (kelak Brawijaya VII) . Dipati Hangrok (alias Girindrawardhanan alias Brawijaya VI) telah memerintahkan menterinya Gagak Baning melamar Putri Pasai dengan membawa sepuluh buah perahu ke Pasai. Sebagai Kerajaan Islam, mulanya Sultan Pasai keberatan jika Putrinya dijadikan istri Raja Majapahit, tetapi karena takut binasa kerajaannya akhirnya Putri tersebut diberikan juga. Putri Pasai dengan Raja Majapahit memperoleh anak laki-laki. Karena rasa sayangnya Putri Pasai melarang Raja Bungsu pulang ke Pasai. Sebagai ipar Raja Majapahit, Raja Bungsu kemudian meminta tanah untuk menetap di wilayah pesisir yang dinamakan Ampelgading. Anak laki-laki dari Putri Pasai dengan raja Majapahit tersebut kemudian dinikahkan dengan puteri raja Bali. Putra dari Putri Pasai tersebut wafat ketika istrinya Putri dari raja Bali mengandung tiga bulan. Karena dianggap akan membawa celaka bagi negeri tersebut, maka ketika lahir bayi ini (cucu Putri Pasai dan Brawijaya VI) dihanyutkan ke laut, tetapi kemudian dapat dipungut dan dipelihara oleh Nyai Suta-Pinatih, kelak disebut Pangeran Giri. Kelak ketika terjadi huru-hara di ibukota Majapahit, Putri Pasai pergi ke tempat adiknya Raja Bungsu di Ampelgading. Penduduk desa-desa sekitar memohon untuk dapat masuk Islam kepada Raja Bungsu, tetapi Raja Bungsu sendiri merasa perlu meminta izin terlebih dahulu kepada Raja Majapahit tentang proses islamisasi tersebut. Akhirnya Raja Majapahit berkenan memperbolehkan penduduk untuk beralih kepada agama Islam. Petinggi daerah Jipang menurut aturan dari Raja Majapahit secara rutin menyerahkan hasil bumi kepada Raja Bungsu. Petinggi Jipang dan keluarga masuk Islam. Raja Bungsu beristrikan puteri dari petinggi daerah Jipang tersebut, kemudian memperoleh dua orang anak, yang tertua seorang perempuan diambil sebagai istri oleh Sunan Kudus (tepatnya Sunan Kudus senior/Undung/Ngudung), sedang yang laki-laki digelari sebagai Pangeran Bonang. Raja Bungsu sendiri disebut sebagai Pangeran Makhdum.



   Sejarah Masjid Agung Sunan Ampel
a.     Sejarah Masjid Agung Sunan Ampel
Masjid Agung Sunan Ampel didirikan pada tahun 1396 masehi / 796 hijriah oleh Sunan Ampel atau Achmad Rachmatullah dibantu oleh Mbah Soleh dan Mbah Bolong serta para santri lainnya atas izin Kerajaan Majapahit. Dari Raja Majapahit, Sunan Ampel mendapat pinjaman tanah Dento yang kemudian menjadi Denti Ampel yang akhirnya menjadi Ampel dan sekarang dikenal dengan nama  jl. Ampel Masjid no. 53, Kelurahan Ampel Masjid, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur. Pada tahun 1972 Kawasan Masjid Agung Sunan Ampel telah ditetapkan menjadi tempat wisata religi oleh Pemkot Surabaya. Masjid Sunan Ampel merupakan masjid tertua ke tiga di Indonsia.
Masjid ini mengalami perluasan pertama kali oleh Adipati Aryo Cokronegoro, kemudian pada tahun 1926 oleh Adipati Regent Raden Nitiadiningrat. Oleh panitia yang dibentuk khusus pada tahun 1954, dilakukan perluasan menjadi 2.069 meter persegi. dan tahun 1974 diperluas lagi menjadi 5.624,84 meter persegi. Masjid ini dulunya menjadi pusat syiar agama Islam di wilayah Timur pulau Jawa. Di belakang masjid ini terdapat kompleks pemakaman Sunan Ampel, dimana pada kompleks pemakaman ini sendiri terdapat makam Achmad Rachmatullah atau Sunan Ampel, makam Mbah Soleh, makam Mbah bolong, Makam Para Santri Sunan Ampel, dan makam Keturunan Sunan Ampel yang sudah meninggal.Masjid yang saat ini menjadi salah satu obyek wisata religi di Kota Surabaya ini, mempunyai arsitektur bangunan yang bergaya Jawa, Cina, dan Eropa.
Masjid ini dibangun Sunan Ampel dengan Mbah Soleh dan Mbah Bolong serta para santri Sunan Ampel lainnya. Berdasarkan narasumber yaitu Zeid Mohamad salah seorang keturunan Sunan Ampel yang sekarang menjadi juru kunci masjid dan kompleks makam Sunan Ampel, mengatakan bahwa dulunya ke 16 tiang saka yang ada di dalam masjid didirikan hanya dalam waktu semalam, tiang ini mempunyai tinggi 17 meter, dan tiang ini dibuat dari kayu besi utuh dari hutan. Ke 16 tiang saka ini mempunyai makna atau filosofi yaitu jumlah huruf pada kalimat syahadat yang digunakan sebagai syarat yang harus duucapkan untuk dapat memeluk agama Islam sedangkan tinggi tiang yang 17 m ini juga mempunyai arti tersendiri yaitu jumlah rakat shalat fardhu lima waktu dalam sehari semalam.
Mbah soleh adalah seorang santri Sunan Ampel yang ahli dalam hal perkayuan. Pada saat bangunan masjid belum selesai Mbah soleh telah meninggal mendahului Sunan Ampel, dan saat itu pun Sunan Ampel kebinguan karena tidak ada yang membantunya dalam membangun masjid, akhirnya Sunan Ampelpun berdoa kepada Allah SWT dan meminta dicarikan orang untuk dapat membantunya dalam membangun masjid, namun setelah itu tidak ada orang yang datang ke Sunan Ampel untuk membantunya dalam membangun masjid, dan suatu ketika setelah Sunan Ampel terbangun dari tidurnya Mbah Solehpun yang tadinya telah meninggal hidup kembali dan menemui Sunan Ampel, dan akhirnya Sunan Ampel pun teringat bahwa doanya telah dikabulkan oleh Allah, awalnya Sunan Ampelpun tidak percaya dengan hidupnya Mbah Soleh namun hal ini terbukti kembali pada saat bangunan masjid belum selesai lagi-lagi Mbah Solehpun meninggal, dan Sunan Ampelpun berdoa kembali kepada Allah agar Mbah Soleh dihidupkan kembali, dan akhirnya kejadian inipun terulang kembali sebanyak tujuh kali dan Mbah Solehpun di makamkan ditempat yang berbeda pula dari sebelumya. Pada saat diperiksa jasad tubuh Mbah Soleh dalam ke tujuh makam tersebut ditemukan jasad-jasad yang sama pula ini adalah suatu keajaiban dari Allah yang benar-benar nyata keberadaannya.
Sedangkan Mbah Bolong atau Mbah Shonhaji adalah santri terakhir Suna Ampel, beliau berperan dalam menunjukkan arah kiblat atau barat dalam Masjid Agung Sunan Ampel yang digunakan sebagaim arah unutk melaksanakan sholat, beliau dapat menunjukkan arah kiblat karena dulunya beliau adalah seorang mantan nahkoda kapal laut, sehingga belaiu diberi kepercayaan oleh Sunan Ampel unutuk menunjukkan arah kiblat oleh Sunan Ampel.
b.    Pembagian tempat pada Masjid Agung Sunan Ampel
a. Gapura atau pintu gerbang    
             Pada Masjid Agung Sunan Ampel terdapat lima gapura atau pintu gerbang,    
    ke lima gapura ini mempunyai makna yaitu Shalat lima waktu yaitu subuh, dhuhur, 
    ashar, maghrib, dan isyak. Ke lima gapura tersebut diantaranya adalah :
1.      Gapuro Munggah, suasana perkampungan yang katanya mirip dengan pasar Seng di Masjidil Haram Makkah. Menggambarkan bahwa seorang muslim wajib menunaikan rukun islam yang kelima jika mampu. Setelah melewati lorong perkampungan yang menjadi kawasan pertokoan yang menyediakan segala kebutuhan mulai busana muslim, parfum, kurma dan berbagai asesoris.
2.      Gapuro Poso (Puasa) yang terletak di selatan Masjid Sunan Ampel.
3.      Gapuro Ngamal, disini orang-orang dapat bershodaqoh sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan. Shodaqoh tersebut juga digunakan untuk pelestarian dan kebersihan kawasan Masjid dan Makam, menggambarkan rukun Islam tentang wajib zakat.
4.      Gapuro Madep letaknya persis di sebelah barat Masjid Induk. Disebelah kanan terdapat makam Mbah Shonhaji ( Mbah Bolong ) yang menentukan arah kiblat Masjid Agung Sunan Ampel. Menggambarkan bahwa pelaksanaan sholat menghadap kiblat.
5.       Gapuro Paneksen untuk masuk ke kompleks makam. Ini menggambarkan sebagai syahadat " Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan  Allah.” Gapura ini adalah pintu gerbang menuju kompleks makam Sunan Ampel, kompleks makam ini dikelilingi tembok besar setinggi 2,5 meter. Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya dipagari baja tahan karat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter persegi. Khusus makam Sunan Ampel dikelilingi pasir putih.
b.      Sumur
Sumur ini dulunya terletak di sebelah selatan masjid, namun karena telah mengalami beberapa kali perluasan dan pemugaran, sumur ini sekarang berada di dalam bagian masjid. Sumur ini dulunya digunakan sebagai air untuk mengambil whudu sebelum melaksanakan sholat, namun karena seiring dengan perkemabngan zaman dan pendapat, sumur ini tidak lagi digunakan sebagai tempat untuk mengambil air wudhu namun beralih fungsi untuk di ambil airnya yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan menguatkan janji karena kebanyakan orang menganggap bahwa sumur ini sama dengan sumur yand ada di Arab yaitu sumur zamzam.
c.       Bangunan utama atau masjid
Bangunan utama atau masjid ini mempunyai gaya dan arsitektur yang berbeda pada masjid ini mempunyai arsitektur antara Jawa, Cina, Arab dan Eropa ini adalah wujud dari akulturasi budaya dan agama yang di ajarkan oleh Sunan Ampel karena Sunan Ampel mempunyai misi atau tujuan yaitu membangun manusia yang berbudi pekerti luhur, menandakan islam sebagai agama yang bertoleransi terhadap agama lain.
d.      Kompleks makam Sunan Ampel
Kompleks pemakaman ini berda tepat di belakang masjid, pada kopleks makam ini terdpat makam Sunan Ampel, isteri Sunan Ampel, para santrinya Sunan Ampel, dan para keturuna Sunan Ampel.
  Alkulturasi budaya dan agama yang ada pada Masjid Agung Sunan Ampel
      a. Pengertian akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
      b.   Faktor penyebab terjadinya akulturasi
Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi dapat terjadi, yaitu: 1. Faktor Intern                                                                                                                                              
a.       Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
b.      Adanya penemuan baru. Discovery, penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada. Invention, penyempurnaan penemuan baru. Innovation, pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
c.       Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
d.      Pemberontakan atau revolusi

2. Fator ekstern
a.    Perubahan alam
b.   Peperangan
c.    Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.
c.       Wujud akulturasi pada Masjid Agung Sunan Ampel
a.       Seni bangunan
1.      Atap masjid, Masjid Agung Sunan Ampel mempunyai bentuk atap limas dan atapnya berjumlah tiga serta semakin ke atas semakin kecil, atap ini merupakan wujud akulturasi dari buadaya Cina tempat Sunan Ampel berasal yaitu Campa, Sunan Ampel mengadopsi dari bentuk pagoda yang ada di Cina yang bentuknya juga limas serta semakin ke atas semaki mengecil. Atap yang berundak ini juga sama dengan bentuk punden berundak atau menhir pada zaman neozoikum dulu, yang digunakan sebagai tempat batu penujaan.
2.      Ujung atap masjid, mempunyai ornamen gaya Kerajaan Majapahit menandakan bahwa Sunan Ampel sangat menghargai Kerajaan Majapahit.
3.      Tiang saka, tiang saka atau pilar yang ada pada masjid ini berjumlah 16 dengan tinggi 17 meter, 16 tiang ini melambangkan jumlah huruf pada kalimat syahadat, sedangkan tinginya melambangkan jumlah rokaat sholat fardhu dalam sehari semalam, Sunan Ampel membangun atau mendirikan tiang ini hanya dalam waktu semalam, tiang ini terbuat dari kayu besi dan kayu utuh tanpa ada sambungan. Tiang ini merupakan wujud akulturasi dengan kebudayaan khas Cina.
4.      Menara, menara pada masjid ini mempunyai bentuk dan corak yang sama dengan bentuk mercusuar, mecusuar adalah menara zaman Belanda yang digunakan untuk memantau kapal-kapal besar yang akam bersandar ke dermaga. Sedangkan Surabaya sendiri juga mempunyai pelabuhan atau dermaga karena Surabaya juga berbatasan langsung dengan lautan lepas, oleh karena itu Sunan Ampel meniru bentuk menara asal Eropa ini.
5.      Pintu, pintun pada masjid ini mempunya bentuk arsitektur dengan gaya Jawa dan Eropa.
6.      Mihrab pada Masji Agung Sunan Ampel, bergaya sama dengan arsitektur pada masjid yang aslinya yaitu gaya daerah padang mesir atau Arab.
7.      Lampu gantung yang ada pada masjid ini adalah lampu gantung terbesar ke dua di Indonesia, lampu ini mempunyai gaya dan bentuk khas Eropa.
8.      Mimbar pada Masjid Agung Sunan Ampel mempunyai ukiran khas tanah Jawa, namun karena islam tidak membolehkan mengukir dengan wujud hewan atau manusia, ukiran itu dig anti dengan bentuk tumbuh-tumbuhan.
9.      Serambi, serambi adalah tempat untuk berkumpul atau beristirahat atau juga unutuk saling bertukar pikiran karena pada agam Islam dilarang untuk berdiskusi atau berbincang bincang urusan duniawi di dalam masjid di buatlah serambi, sebenarnya serambi bukanlah gaya atau arsitektur bangunan pada masjid di Arab namun karena masjid ini terletak di tanah Jawa mak bercampurlah ke dua unsure tersebut, serambi pada masjid ini dibagi menjadi tiga serambi yaitu serambi depan, kanan, dan kiri
b.      Kasusateraan
1.      Lagu atau dalam bahasa Jawa dinamakan tembang, Sunan Ampel sendiri juga menyebarkan ajaran Islam juga melalui tembang, ini adalah suatu bentuk taktik Sunan Ampel untuk, menarik simpati orang Jawa agar mau masuk kedalam agama Islam, salah satu tembang yang sering dibawakan oleh Sunan Ampel salah satunya adalah Lir-ilr. Yang mempunyai arti mengajak orang lain untuk bangkit dari keterpurukan dan berusaha menggapai yang terbaik dan meninggalkan kejelekan meski itu sulit untuk dilakukan, selagi kita masih hidup.
2.      Ajaran mohlimo, ajaran ini dulunya diangkat Suan Ampel dari ajaran Hindu yaitu aliran Hindu Tantrik, dimana aliran ini mengajarkan tentang 5 M yaitu Madya (minuman keras, minum sampai mabok), Mangsa (daging, makan sebanyaknya), Matsya (ikan, makan sebanyaknya), Mudra (nasi, gandum, jagung, biji2an, makan sebanyaknya), and Maithuna (perempuan, lakukan hubungan seks sebanyaknya). Akan tetapi yang terjadi di saat itu justru Majapahit menjadi kacau. Rakyatnya tidak bisa diatur, bertingkah semaunya sendiri, karena larangan justru bertentangan dengan nilai Tantrik. Akhirnya singkat cerita Sunan Ampel dapat memperbaiki akhlaq masyarakat dengan prinsip Mohlimo yaitu, moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon yakni seruan untuk “tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina” dengan ajaraan akhlaq ini dalam waktu relatif singkat Sunan Ampel dapat memperbaiki moral rakyat Majapahit saat itu. Karena ajarannya banyak menarik simpati, pada akhirnya banyak rakyat Majapahit yang tertarik masuk kedalam agama Islam.
3.      Selain itu Sunan Ampel pun dikenal sebagai ulama yang mengalokalisasi ajaran Islam ke dalam budaya lokal, diantaranya menemukan istilah-istilah islam dengan bahasa lokal diantaranya :
1.   Santri adalah sebutan bagi pelajar Islam yang sedang mempelajari agama Islam, ini untuk membedakan dengan Cantrik yaitu pemuda-pemuda hindu yang memperdalam agama hindu di kuil.
2.    Langgar adalah Tempat belajar agama Islam, hal ini dilakukan oleh Sunan Ampel untuk membedakan dengan Sanggar yaitu tempat belajar agama Hindu.

3.    Sembahyang artinya menyembah Tuhan, hal ini berasal dari kata Hyang yang berarti Tuhan atau yang ghaib, karena jika mengenalkan kata Allah masyarakat Hindu saat itu tidak mengerti. Namun ada orang yang salah mengartikan bahwa sembahyang adalah ajaran Hindu, padahal dalam ajaran hindu sendiri tidak mengenal kegiatan ibadah yang namanya Sembahyang. Ibadah Hindu disebut dengan  Puja .