Translate

Rabu, 13 Agustus 2014

Minggu, 10 Agustus 2014

pidato koperasi

Assalamualaikum wr.wb

Yth.  Bapak/ibu dewan juri
Yth.  Bapak/ ibu panitia
Dan tak lupa hadirin dan teman –teman ku yang saya berbahagia

            Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan inayahnya kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini dengan keadaan sehat wal’afiat. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita nabi besar Muchammad SAW.
Hadirin yang berbahagia !!!!!!!!!
Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit berorasi tentang “ bersama koperasi membangun pilar ekonomi bangsa.” Sampai saat ini, pemuda selalu disebut-sebut sebagai pelopor perubahan, perubahan sistem, perubahan kehidupan yang berasal dari keterpurukan menuju kehidupan bangsa yang lebih baik. Dan apabila kita kini bicara tentang koperasi maka keberadaannya tidak akan diragukan lagi, kini koperasi telah menjamur di Indonesia, entah itu yang berbadan hukum ataupun tidak memiliki badan hukum alias koperasi hitam. 
Begitu banyak sekali macam koperasi yang ada di Indonesia, tapi koperasi yang mungkin bisa menjadi wadah untuk menjadikan generasi muda bangsa Indonesia yang kreatif, kritis, dan inofativ salah satunya adalah koperasi sekolah.
Koperasi sekolah berperan penting dalam mendidik dan mengembangkan jiwa wirausaha para siswa. Koperasi yang berada dalam lingkungan sekolah ini dapat kita jadikan sebagai sebuah laboratorium ekonomi yang nantinya akan menambah pengetahuan, keterampilan, kekreatifan, dan pengalaman praktis dalam mengelola sebuah bisnis. Melalui prestasi dalam koperasi sekolah, para siswa/pemuda dilatih menuyusun perencanaan, melakukan pembelian dan penjualan, serta menuyusun laporan keuangan secara berkala. Dengan adanya hal ini diharapkan siswa akan mampu mempraktikkan pengetahuannya ini di lingkungan masyarakat.
Hadirin yang berbahagia !!!!!!!!!
            Oleh sebab itu sebagai remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa mari kita singsingkan tangan, langkahkan kaki ke depan berkerja, berkerja dan berkerja. Jika sikap ini yang diaplikasikan oleh para remaja dan pemuda kita maka Allah akan menjamin keberkahan bagi bangsa kita tercinta ini. Sebagaimana  Dr. Muhammad Sulaiman al-Asqori dalam zubdat at-Tafsir min Fathil Qadir menjelaskan berkerjalah sesuai dengan skil masing-masing. Setidaknya ada lima olah yang harus kita kerjakan yakni olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, oleh raga agar badan sehat, oleh usaha agar ekonomi kuat, dan oleh kinerja agar produktifitas meningkat.
Hadirin yang berbahagia !!!!!!!!!
Dapat kita simpulkan, marilah kita wujudkan generasi muda yang kenal dan berkawan dengan koperasi karena bersama koperasi kita tingkatkan laju ekonomi bangsa. Dan untuk kita sebagai generasi muda terus tingkatkan inovasi dan prestasi.
Hadirin yang berbahagia !!!!!!!!!
Hidup sendiri tanpa kekasih
Bagai cinta tanpa kasih
Cukup sekian dan trimakasih

Wassalamualaikum wr.wb


my adventure in stupa borobudhur

Jumat, 08 Agustus 2014

My Adventure waktu masa2 sma

candi bajang ratu

candi gedong songo

candi penataran

edisi laksama cheng ho

beautifull of gedong songo

lawang sewu
edisi dunia lain lawang sewu

relief candi penataran blitar

eksotis kan semarang punya loh

Sunan Ampel

a.       Sejarah Sunan Ampel
Sunan Ampel mempunyai nama asli Achmad Rachmatullah, beliau lahir pada tahun 1356 masehi / 756 hijriah. Sunan Ampel mempunyai ibu yaitu Putri Campa dengan ayahnya yang bernama Ibrahim bin Jamaludin Asmarkan, dari nama ayahnya yang belakangnya Asmarkan inilah dapat diketahui bahwa Sunan Ampel berasal dari Samarkan di daerah Rusia bagian selatan.
Sunan Ampel datang ke Indonesia pada tahun 1390 masehi / 790 hijriah bersama ayahnya dan saudaranya untuk menemui bibinya di Kerajaan Majapahit yaitu putri campa yang bernama Dwarawati selir Raja Majapahit, Sunan Ampel datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama Islam karena pada saat itu di Kerajaan Majapahit sedang terjadi krisis moral karena keruntuhan Kerajaan Majapahit sepeninggalnya Patih Gajahmada dan Raja Hayam Wuruk diperparah lagi dengan adanya perang Paregreg atau perang saudara untuk memperebutkan kekuasaan tahta kerajaan majapahit.
Semasa hidupnya Sunan Ampel mempunyai 2 orang isteri yaitu isteri pertama adalah Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila binti Aryo Tejo Al-Abbasyi dan isteri ke dua adalah Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning. Dengan Nyai Ageng Manila Sunan Ampel dikaruniai 5 orang anak yaitu Maulana Mahdum Ibrahim/Raden Mahdum Ibrahim/ Sunan Bonang, Syarifuddin/Raden Qasim/Sunan Drajat, Siti Syarifah/ Nyai Ageng Maloka isteri Sunan Kudus, Siti Muthmainnah, Siti Hafsah. Sedangkan dengan Dewi Karimah beliaua dikaruniai 6 orang anak yaitu Dewi Murtasiyah/ Istri Sunan Giri, Dewi Murtasimah/ Asyiqah/ Istri Raden Patah, Raden Husamuddin (Sunan Lamongan), Raden Zainal Abidin (Sunan Demak), Pangeran Tumapel, Raden Faqih (Sunan Ampel 2). Sunan Ampel atau Achmad Rachmatullah wafat pada tahun 1449 masehi / 849 hijriah, beliau wafat pada usia 93 tahun.


b.      Silsilah Sunan Ampel
1.      Sunan Ampel/ Raden Achmat Rachmatullah bin
2.      Maulana Malik Ibrahim/ Ibrahim bin
3.      Syaikh Jumadil Kubro /Jamaludin Akbar al-Husaini bin
4.      Ahmad Jalaludin Khan bin
5.      Abdullah Khan bin
6.      Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad,India) bin
7.      Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
8.      Muhammad Sohib Mirtab (Hadhramaut) bin
9.      Ali Kholi' Qosam bin
10.  Alawi Ats-Tsani bin
11.  Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
12.  Alawi Awwal bin
13.  Ubaidullah bin
14.  Ahmad al-Muhajir bin
15.  Isa Ar-Rumi bin
16.  Muhammad An-Naqib bin
17.  Ali Uraidhi bin
18.  Ja’far ash- Shadiq bin
19.  Muhammad al-Baqir bin
20.  Ali Zainal Abidin bin
21.  Imam Husain bin
22.  Ali bin Abi Thalib dan Fatimatus az-Zahra bin
23.  Muhammad
Jadi, Sunan Ampel memiliki darah Uzbekistan dan Champa dari ibu. Tetapi dari ayah leluhur mereka adalah keturunan langsung dari Ahmad al-Muhajir, Hadhramaut. Bermakna mereka termasuk keluarga besar Saadah Ba Alawi. Dan Sunan Ampel merupakan keturunan Nabi Muhammad yaitu penyebar agama Islam pertama di Dunia.

c.       Penafsiran tentang Sunan Ampel
Ada beberpa pendapat dan penafsiran tentan Sunan Ampel dianataranya adalah :
a.       Dalam catatan kronik Cina dari Klenteng Sam Po Kong, Sunan Ampel dikenal sebagai Bong Swi Hoo, cucu dari Haji Bong Tak Keng - seorang Tionghoa (suku Hui beragama Islam Mazhab Hanafi) yang ditugaskan sebagai Pimpinan Komunitas Cina di Campa oleh Sam Po Bo. Sedangkan Yang Mulia Ma Hong Fu - menantu Haji Bong Tak Keng ditempatkan sebagai duta besar Tiongkok di pusat kerajaan Majapahit, sedangkan Haji Gan En Cu juga telah ditugaskan sebagai kapten Cina di Tuban. Haji Gan En Cu kemudian menempatkan menantunya Bong Swi Hoo sebagai kapten Cina di Jiaotung (Bangil). Sementara itu seorang putri dari Kyai Bantong (versi Babad Tanah Jawi) alias Syaikh Bantong (alias Tan Go Hwat menurut Purwaka Caruban Nagari) menikah dengan Prabu Brawijaya V (alias Bhre Kertabumi) kemudian melahirkan Raden Patah. Namun tidak diketahui apakah ada hubungan antara Ma Hong Fu dengan Kyai Bantong.
b.      Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Ampel disebut Sayyid Rahmad merupakan keponakan dari Putri Champa permaisuri Prabu Brawijaya yang merupakan seorang muslimah. Raden Rahmat dan Raden Santri adalah anak Makhdum Ibrahim (putra Haji Bong Tak Keng), keturunan suku Hui dari Yunan yang merupakan percampuran bangsa Han/Tionghoa dengan bangsa Asia Tengah (Samarkan). Raden Rahmat, Raden Santri dan Raden Burereh/Abu Hurairah (cucu raja Champa) pergi ke Majapahit mengunjungi bibi mereka bernama Dwarawati puteri raja Champa yang menjadi permaisuri raja Brawijaya. Raja Champa saat itu merupakan seorang muallaf. Raden Rahmat, Raden Santri dan Raden Burereh akhirnya tidak kembali ke negerinya karena Kerajaan Champa dihancurkan oleh Kerajaan Veit Nam.
c.       Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin (Hikayat Banjar resensi I), nama asli Sunan Ampel adalah Raja Bungsu, anak Sultan Pasai. Beliau datang ke Majapahit menyusul/menengok kakaknya yang diambil istri oleh Raja Mapajahit. Raja Majapahit saat itu bernama Dipati Hangrok dengan mangkubuminya Pati Maudara (kelak Brawijaya VII) . Dipati Hangrok (alias Girindrawardhanan alias Brawijaya VI) telah memerintahkan menterinya Gagak Baning melamar Putri Pasai dengan membawa sepuluh buah perahu ke Pasai. Sebagai Kerajaan Islam, mulanya Sultan Pasai keberatan jika Putrinya dijadikan istri Raja Majapahit, tetapi karena takut binasa kerajaannya akhirnya Putri tersebut diberikan juga. Putri Pasai dengan Raja Majapahit memperoleh anak laki-laki. Karena rasa sayangnya Putri Pasai melarang Raja Bungsu pulang ke Pasai. Sebagai ipar Raja Majapahit, Raja Bungsu kemudian meminta tanah untuk menetap di wilayah pesisir yang dinamakan Ampelgading. Anak laki-laki dari Putri Pasai dengan raja Majapahit tersebut kemudian dinikahkan dengan puteri raja Bali. Putra dari Putri Pasai tersebut wafat ketika istrinya Putri dari raja Bali mengandung tiga bulan. Karena dianggap akan membawa celaka bagi negeri tersebut, maka ketika lahir bayi ini (cucu Putri Pasai dan Brawijaya VI) dihanyutkan ke laut, tetapi kemudian dapat dipungut dan dipelihara oleh Nyai Suta-Pinatih, kelak disebut Pangeran Giri. Kelak ketika terjadi huru-hara di ibukota Majapahit, Putri Pasai pergi ke tempat adiknya Raja Bungsu di Ampelgading. Penduduk desa-desa sekitar memohon untuk dapat masuk Islam kepada Raja Bungsu, tetapi Raja Bungsu sendiri merasa perlu meminta izin terlebih dahulu kepada Raja Majapahit tentang proses islamisasi tersebut. Akhirnya Raja Majapahit berkenan memperbolehkan penduduk untuk beralih kepada agama Islam. Petinggi daerah Jipang menurut aturan dari Raja Majapahit secara rutin menyerahkan hasil bumi kepada Raja Bungsu. Petinggi Jipang dan keluarga masuk Islam. Raja Bungsu beristrikan puteri dari petinggi daerah Jipang tersebut, kemudian memperoleh dua orang anak, yang tertua seorang perempuan diambil sebagai istri oleh Sunan Kudus (tepatnya Sunan Kudus senior/Undung/Ngudung), sedang yang laki-laki digelari sebagai Pangeran Bonang. Raja Bungsu sendiri disebut sebagai Pangeran Makhdum.



   Sejarah Masjid Agung Sunan Ampel
a.     Sejarah Masjid Agung Sunan Ampel
Masjid Agung Sunan Ampel didirikan pada tahun 1396 masehi / 796 hijriah oleh Sunan Ampel atau Achmad Rachmatullah dibantu oleh Mbah Soleh dan Mbah Bolong serta para santri lainnya atas izin Kerajaan Majapahit. Dari Raja Majapahit, Sunan Ampel mendapat pinjaman tanah Dento yang kemudian menjadi Denti Ampel yang akhirnya menjadi Ampel dan sekarang dikenal dengan nama  jl. Ampel Masjid no. 53, Kelurahan Ampel Masjid, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur. Pada tahun 1972 Kawasan Masjid Agung Sunan Ampel telah ditetapkan menjadi tempat wisata religi oleh Pemkot Surabaya. Masjid Sunan Ampel merupakan masjid tertua ke tiga di Indonsia.
Masjid ini mengalami perluasan pertama kali oleh Adipati Aryo Cokronegoro, kemudian pada tahun 1926 oleh Adipati Regent Raden Nitiadiningrat. Oleh panitia yang dibentuk khusus pada tahun 1954, dilakukan perluasan menjadi 2.069 meter persegi. dan tahun 1974 diperluas lagi menjadi 5.624,84 meter persegi. Masjid ini dulunya menjadi pusat syiar agama Islam di wilayah Timur pulau Jawa. Di belakang masjid ini terdapat kompleks pemakaman Sunan Ampel, dimana pada kompleks pemakaman ini sendiri terdapat makam Achmad Rachmatullah atau Sunan Ampel, makam Mbah Soleh, makam Mbah bolong, Makam Para Santri Sunan Ampel, dan makam Keturunan Sunan Ampel yang sudah meninggal.Masjid yang saat ini menjadi salah satu obyek wisata religi di Kota Surabaya ini, mempunyai arsitektur bangunan yang bergaya Jawa, Cina, dan Eropa.
Masjid ini dibangun Sunan Ampel dengan Mbah Soleh dan Mbah Bolong serta para santri Sunan Ampel lainnya. Berdasarkan narasumber yaitu Zeid Mohamad salah seorang keturunan Sunan Ampel yang sekarang menjadi juru kunci masjid dan kompleks makam Sunan Ampel, mengatakan bahwa dulunya ke 16 tiang saka yang ada di dalam masjid didirikan hanya dalam waktu semalam, tiang ini mempunyai tinggi 17 meter, dan tiang ini dibuat dari kayu besi utuh dari hutan. Ke 16 tiang saka ini mempunyai makna atau filosofi yaitu jumlah huruf pada kalimat syahadat yang digunakan sebagai syarat yang harus duucapkan untuk dapat memeluk agama Islam sedangkan tinggi tiang yang 17 m ini juga mempunyai arti tersendiri yaitu jumlah rakat shalat fardhu lima waktu dalam sehari semalam.
Mbah soleh adalah seorang santri Sunan Ampel yang ahli dalam hal perkayuan. Pada saat bangunan masjid belum selesai Mbah soleh telah meninggal mendahului Sunan Ampel, dan saat itu pun Sunan Ampel kebinguan karena tidak ada yang membantunya dalam membangun masjid, akhirnya Sunan Ampelpun berdoa kepada Allah SWT dan meminta dicarikan orang untuk dapat membantunya dalam membangun masjid, namun setelah itu tidak ada orang yang datang ke Sunan Ampel untuk membantunya dalam membangun masjid, dan suatu ketika setelah Sunan Ampel terbangun dari tidurnya Mbah Solehpun yang tadinya telah meninggal hidup kembali dan menemui Sunan Ampel, dan akhirnya Sunan Ampel pun teringat bahwa doanya telah dikabulkan oleh Allah, awalnya Sunan Ampelpun tidak percaya dengan hidupnya Mbah Soleh namun hal ini terbukti kembali pada saat bangunan masjid belum selesai lagi-lagi Mbah Solehpun meninggal, dan Sunan Ampelpun berdoa kembali kepada Allah agar Mbah Soleh dihidupkan kembali, dan akhirnya kejadian inipun terulang kembali sebanyak tujuh kali dan Mbah Solehpun di makamkan ditempat yang berbeda pula dari sebelumya. Pada saat diperiksa jasad tubuh Mbah Soleh dalam ke tujuh makam tersebut ditemukan jasad-jasad yang sama pula ini adalah suatu keajaiban dari Allah yang benar-benar nyata keberadaannya.
Sedangkan Mbah Bolong atau Mbah Shonhaji adalah santri terakhir Suna Ampel, beliau berperan dalam menunjukkan arah kiblat atau barat dalam Masjid Agung Sunan Ampel yang digunakan sebagaim arah unutk melaksanakan sholat, beliau dapat menunjukkan arah kiblat karena dulunya beliau adalah seorang mantan nahkoda kapal laut, sehingga belaiu diberi kepercayaan oleh Sunan Ampel unutuk menunjukkan arah kiblat oleh Sunan Ampel.
b.    Pembagian tempat pada Masjid Agung Sunan Ampel
a. Gapura atau pintu gerbang    
             Pada Masjid Agung Sunan Ampel terdapat lima gapura atau pintu gerbang,    
    ke lima gapura ini mempunyai makna yaitu Shalat lima waktu yaitu subuh, dhuhur, 
    ashar, maghrib, dan isyak. Ke lima gapura tersebut diantaranya adalah :
1.      Gapuro Munggah, suasana perkampungan yang katanya mirip dengan pasar Seng di Masjidil Haram Makkah. Menggambarkan bahwa seorang muslim wajib menunaikan rukun islam yang kelima jika mampu. Setelah melewati lorong perkampungan yang menjadi kawasan pertokoan yang menyediakan segala kebutuhan mulai busana muslim, parfum, kurma dan berbagai asesoris.
2.      Gapuro Poso (Puasa) yang terletak di selatan Masjid Sunan Ampel.
3.      Gapuro Ngamal, disini orang-orang dapat bershodaqoh sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan. Shodaqoh tersebut juga digunakan untuk pelestarian dan kebersihan kawasan Masjid dan Makam, menggambarkan rukun Islam tentang wajib zakat.
4.      Gapuro Madep letaknya persis di sebelah barat Masjid Induk. Disebelah kanan terdapat makam Mbah Shonhaji ( Mbah Bolong ) yang menentukan arah kiblat Masjid Agung Sunan Ampel. Menggambarkan bahwa pelaksanaan sholat menghadap kiblat.
5.       Gapuro Paneksen untuk masuk ke kompleks makam. Ini menggambarkan sebagai syahadat " Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan  Allah.” Gapura ini adalah pintu gerbang menuju kompleks makam Sunan Ampel, kompleks makam ini dikelilingi tembok besar setinggi 2,5 meter. Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya dipagari baja tahan karat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter persegi. Khusus makam Sunan Ampel dikelilingi pasir putih.
b.      Sumur
Sumur ini dulunya terletak di sebelah selatan masjid, namun karena telah mengalami beberapa kali perluasan dan pemugaran, sumur ini sekarang berada di dalam bagian masjid. Sumur ini dulunya digunakan sebagai air untuk mengambil whudu sebelum melaksanakan sholat, namun karena seiring dengan perkemabngan zaman dan pendapat, sumur ini tidak lagi digunakan sebagai tempat untuk mengambil air wudhu namun beralih fungsi untuk di ambil airnya yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan menguatkan janji karena kebanyakan orang menganggap bahwa sumur ini sama dengan sumur yand ada di Arab yaitu sumur zamzam.
c.       Bangunan utama atau masjid
Bangunan utama atau masjid ini mempunyai gaya dan arsitektur yang berbeda pada masjid ini mempunyai arsitektur antara Jawa, Cina, Arab dan Eropa ini adalah wujud dari akulturasi budaya dan agama yang di ajarkan oleh Sunan Ampel karena Sunan Ampel mempunyai misi atau tujuan yaitu membangun manusia yang berbudi pekerti luhur, menandakan islam sebagai agama yang bertoleransi terhadap agama lain.
d.      Kompleks makam Sunan Ampel
Kompleks pemakaman ini berda tepat di belakang masjid, pada kopleks makam ini terdpat makam Sunan Ampel, isteri Sunan Ampel, para santrinya Sunan Ampel, dan para keturuna Sunan Ampel.
  Alkulturasi budaya dan agama yang ada pada Masjid Agung Sunan Ampel
      a. Pengertian akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
      b.   Faktor penyebab terjadinya akulturasi
Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi dapat terjadi, yaitu: 1. Faktor Intern                                                                                                                                              
a.       Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
b.      Adanya penemuan baru. Discovery, penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada. Invention, penyempurnaan penemuan baru. Innovation, pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
c.       Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
d.      Pemberontakan atau revolusi

2. Fator ekstern
a.    Perubahan alam
b.   Peperangan
c.    Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.
c.       Wujud akulturasi pada Masjid Agung Sunan Ampel
a.       Seni bangunan
1.      Atap masjid, Masjid Agung Sunan Ampel mempunyai bentuk atap limas dan atapnya berjumlah tiga serta semakin ke atas semakin kecil, atap ini merupakan wujud akulturasi dari buadaya Cina tempat Sunan Ampel berasal yaitu Campa, Sunan Ampel mengadopsi dari bentuk pagoda yang ada di Cina yang bentuknya juga limas serta semakin ke atas semaki mengecil. Atap yang berundak ini juga sama dengan bentuk punden berundak atau menhir pada zaman neozoikum dulu, yang digunakan sebagai tempat batu penujaan.
2.      Ujung atap masjid, mempunyai ornamen gaya Kerajaan Majapahit menandakan bahwa Sunan Ampel sangat menghargai Kerajaan Majapahit.
3.      Tiang saka, tiang saka atau pilar yang ada pada masjid ini berjumlah 16 dengan tinggi 17 meter, 16 tiang ini melambangkan jumlah huruf pada kalimat syahadat, sedangkan tinginya melambangkan jumlah rokaat sholat fardhu dalam sehari semalam, Sunan Ampel membangun atau mendirikan tiang ini hanya dalam waktu semalam, tiang ini terbuat dari kayu besi dan kayu utuh tanpa ada sambungan. Tiang ini merupakan wujud akulturasi dengan kebudayaan khas Cina.
4.      Menara, menara pada masjid ini mempunyai bentuk dan corak yang sama dengan bentuk mercusuar, mecusuar adalah menara zaman Belanda yang digunakan untuk memantau kapal-kapal besar yang akam bersandar ke dermaga. Sedangkan Surabaya sendiri juga mempunyai pelabuhan atau dermaga karena Surabaya juga berbatasan langsung dengan lautan lepas, oleh karena itu Sunan Ampel meniru bentuk menara asal Eropa ini.
5.      Pintu, pintun pada masjid ini mempunya bentuk arsitektur dengan gaya Jawa dan Eropa.
6.      Mihrab pada Masji Agung Sunan Ampel, bergaya sama dengan arsitektur pada masjid yang aslinya yaitu gaya daerah padang mesir atau Arab.
7.      Lampu gantung yang ada pada masjid ini adalah lampu gantung terbesar ke dua di Indonesia, lampu ini mempunyai gaya dan bentuk khas Eropa.
8.      Mimbar pada Masjid Agung Sunan Ampel mempunyai ukiran khas tanah Jawa, namun karena islam tidak membolehkan mengukir dengan wujud hewan atau manusia, ukiran itu dig anti dengan bentuk tumbuh-tumbuhan.
9.      Serambi, serambi adalah tempat untuk berkumpul atau beristirahat atau juga unutuk saling bertukar pikiran karena pada agam Islam dilarang untuk berdiskusi atau berbincang bincang urusan duniawi di dalam masjid di buatlah serambi, sebenarnya serambi bukanlah gaya atau arsitektur bangunan pada masjid di Arab namun karena masjid ini terletak di tanah Jawa mak bercampurlah ke dua unsure tersebut, serambi pada masjid ini dibagi menjadi tiga serambi yaitu serambi depan, kanan, dan kiri
b.      Kasusateraan
1.      Lagu atau dalam bahasa Jawa dinamakan tembang, Sunan Ampel sendiri juga menyebarkan ajaran Islam juga melalui tembang, ini adalah suatu bentuk taktik Sunan Ampel untuk, menarik simpati orang Jawa agar mau masuk kedalam agama Islam, salah satu tembang yang sering dibawakan oleh Sunan Ampel salah satunya adalah Lir-ilr. Yang mempunyai arti mengajak orang lain untuk bangkit dari keterpurukan dan berusaha menggapai yang terbaik dan meninggalkan kejelekan meski itu sulit untuk dilakukan, selagi kita masih hidup.
2.      Ajaran mohlimo, ajaran ini dulunya diangkat Suan Ampel dari ajaran Hindu yaitu aliran Hindu Tantrik, dimana aliran ini mengajarkan tentang 5 M yaitu Madya (minuman keras, minum sampai mabok), Mangsa (daging, makan sebanyaknya), Matsya (ikan, makan sebanyaknya), Mudra (nasi, gandum, jagung, biji2an, makan sebanyaknya), and Maithuna (perempuan, lakukan hubungan seks sebanyaknya). Akan tetapi yang terjadi di saat itu justru Majapahit menjadi kacau. Rakyatnya tidak bisa diatur, bertingkah semaunya sendiri, karena larangan justru bertentangan dengan nilai Tantrik. Akhirnya singkat cerita Sunan Ampel dapat memperbaiki akhlaq masyarakat dengan prinsip Mohlimo yaitu, moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon yakni seruan untuk “tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina” dengan ajaraan akhlaq ini dalam waktu relatif singkat Sunan Ampel dapat memperbaiki moral rakyat Majapahit saat itu. Karena ajarannya banyak menarik simpati, pada akhirnya banyak rakyat Majapahit yang tertarik masuk kedalam agama Islam.
3.      Selain itu Sunan Ampel pun dikenal sebagai ulama yang mengalokalisasi ajaran Islam ke dalam budaya lokal, diantaranya menemukan istilah-istilah islam dengan bahasa lokal diantaranya :
1.   Santri adalah sebutan bagi pelajar Islam yang sedang mempelajari agama Islam, ini untuk membedakan dengan Cantrik yaitu pemuda-pemuda hindu yang memperdalam agama hindu di kuil.
2.    Langgar adalah Tempat belajar agama Islam, hal ini dilakukan oleh Sunan Ampel untuk membedakan dengan Sanggar yaitu tempat belajar agama Hindu.

3.    Sembahyang artinya menyembah Tuhan, hal ini berasal dari kata Hyang yang berarti Tuhan atau yang ghaib, karena jika mengenalkan kata Allah masyarakat Hindu saat itu tidak mengerti. Namun ada orang yang salah mengartikan bahwa sembahyang adalah ajaran Hindu, padahal dalam ajaran hindu sendiri tidak mengenal kegiatan ibadah yang namanya Sembahyang. Ibadah Hindu disebut dengan  Puja .

Biopori

Cara Membuat Biopori
       a.  Pengertian Biopori   
Biopori berasal dari kata bio yang artinya makluk hidup,  pore artinya cela atau lubang kecil. Jadi Biopori adalah lubang atau cela kecil yang ditimbulkan oleh aktifitas makluk hidup di dalam tanah. Biopori merupakan lubang – lubang kecil di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktifitas organisme seperti rayap, cacing,perakaran tanaman,dan fauna lainnya.  Dinamakan biopori karena memanfaatkan aktivitas fauna tanah atau akar tanaman (bio) yang membentuk lubang-lubang terowongan kecil (pore) di dalam tanah. Agar terbentuk sejumlah biopori didalam tanah , maka kita memfasilitasi lubang vertikal yang diisi paralon dan sampah organik untuk kita masukkan kedalam paralon secara periodik. Biopori bukan lubang vertikal yang kita  buat, tetapi lubang kecil didalam tanah akibat aktifitas organisme di dalam tanah.
      b. Media yang perlu kita siapkan dalam pembuatan biopori  adalah :
1.      Lubang Resapan Biopori ( LRB )
Untuk membuat lubang resapan biopori , bahan yang perlu kita siapkan adalah :
·         Alat pembuat lubang, ada yang berbentuk screw dan juga ada yang berbentuk garpu (seperti supit kepiting)
·         Pipa paralon Ø 10 cm, panjang 30 cm beserta tutupnya yang sudah dilubangi
·         Semen , pasir sebagai sebagai media untuk melakukan pengerasan dipermukaan tanah sekitar lubang resapan, agar tidak terjadi erosi.
·         Centong/cetok
·         Linggis
2.      Sampah Organik

Sampah organik  yang perlu dipersiapkan adalah sisa dapur , sampah kebun  yang terbebas besi, plastik , baterai dll. Diupayakan sampah yang dimasukkan dalam sebuah lubang sejenis , sehingga memudahkan kita menentukan waktu memanen kompos yang dihasilkan. Sampah dapur dapat dipanen selama 2- 4 minggu, sedang sampah kebun dapat dipanen 2 – 3 bulan. Namun jenis tanah juga sangat menentukan, tanah lempung lebih lama proses penghancuranya.
Lokasi Pembuatan Lubang Biopori
Lubang biopori sebaiknya dibuat di tempat-tempat dimana air akan menggenang pada saat  hujan. Air hujan diarahkan sedemikian rupa sehingga mengalir ke lubang resapan biopori yang dibuat. Sebagai kompensasi terhadap pengerasan atau bidang kedap yang berupa bangunan, halaman yang diperkeras ( pemasangan paving – bloc ), jalan beraspal, atau bentuk-bentuk penutupan permukaan tanah lainnya, lubang resapan biopori tidak hanya dibuat satu buah, melainkan dibuat banyak. Lubang resapan biopori dapat dibuat pada :
            *      Halaman Rumah:
Pembuatan lubang resapan biopori di halaman selain memperhatikan unsur artistik atau keindahan, sebaiknya juga memperhatikan unsur keamanan. Meskipun hanya berdiameter kecil (10 cm) tetapi dapat menyebabkan kecelakaan, terutama bagi anak-anak. Lubang resapan biopori dapat dibuat di pinggir halaman dimana air hujan dapat mengalir ke lubang yang dibuat. Pembuatan lubang resapan biopori di halaman disesuaikan dengan kontur tanah.
*      Taman Kota:
Lokasi pembuatan lubang biopori di taman dapat dilihat pada contoh gambar di atas ini. Lubang resapan biopori dibuat sesuai dengan kontur taman atau bisa pula dibuat di sekeliling pohon. Pembuatan lubang resapan biopori mengelilingi pohon juga dapat berfungsi sebagai pupuk organik bagi tanaman sekaligus meningkatkan ketersediaan cadangan air sehingga akan menyuburkan tanaman.
*     Saluran Pembuangan Air:
      Lubang resapan biopori juga dapat dibuat pada saluran pembuangan air, sehingga saluran pembuangan air juga berfungsi menjadi tempat peresapanair.Pembuatan lubang resapan biopori sebaiknya disesuaikan dengan kontur tanah yang ada atau pada dasar alur-alur yang sengaja dibuat untuk mengumpulkan serta mengarahkan air masuk ke dalam lubang biopori. Pembuatan lubang resapan biopori pada dasar alur tersebut juga cenderung lebih aman karena pada umumnya manusia tidak suka berjalan melewati daerah alur, sehingga dapat menghindari kaki terperosok ke dalam lubang.
*  Sekolah, Rumah sakit, Perkantoran, Perusahaan , kanan – kiri jalan raya :
            Pada umumnya bangunan sekolah, rumah sakit , perkantoran dan perusahaan, memilih pemasangan paving – blok, untuk menjaga kebersihan , keindahan dan menghindari kondisi becek pada saat hujan dan jalan raya yang tertutup aspal . Penutupan permukaan tanuh dengan pemasangan paving – bloc / aspal membuat tekstur tanah mengeras karena cadangan air didalam tanah berkurang. Sebagai kompensasinya perlu dibuatkan Lubang Resapan Biopori.


Penerapan Konsep Biopori sebagai Tehnik Konservasi  Sederhana   
Konservasi tanah dan air adalah upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat – syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan lahan. Jadi tujuan utama dari konservasi air dan  tanah adalah untuk mempertahankan tanah dan air dari kerusakaan dan kehilangan akibat erosi, sedimentasi, banjir , sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari untuk sebesar – besarnya  kemakmuran rakyat .( Suryatri : 2009 )
Penerapan teknik konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan teknik Vegetasi, Kimiawi  dan sipil teknik.  Penerapan Teknik vegetasi berupa penanaman vegetasi tetap, budidaya tanaman lorong, strip rumput.Penerapan teknik kimiawi berupa pemberian mulsa,bitumen zat kimia. Sedang sipil teknis berupa pembuatan dam pengendali,dam penahan, teras, perlindungan kanan kiri tebing sugai, embung, parit buntu, dan konsep biopori.
Penerapan konsep biopori sebagai teknik konservasi sederhana ditempuh dengan cara mengkombinasi  antara luas bidang resapan dan adanya biopori secara bersama-sama untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air sehingga mencegah banjir juga dapat meningkatkan cadangan air tanah.Peningkatan luas bidang resapan ditempuh dengan cara membuat lubang biopori , sedang peningkatan jumlah biopori ditempuh dengan cara mengisi bahan organik kedalam lubang  vertikal di dalam tanah yang disebut Lubang Resapan Biopori .( Suryatri : 2009 )
Bila kita membuat lubang vertikal di dalam tanah, maka jumlah lubang biopori semakin banyak.Lubang biopori akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air dalam tanah. Bila lubang-lubang seperti ini dibuat dalam jumlah banyak maka kemampuan sebidang tanah untuk meresapkan air akan meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah. Hal ini akan mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi. Lubang-lubang ini berfungsi menyerap air, menyaring air bersih, mengurai sampah organik, serta menjaga unsur hara pada tanah.
Peningkatan jumlah biopori dapat dilakukan dengan memasukkan bahan-bahan organik seperti daun-daun kering, potongan rumput, atau tanaman, serta sampah organik rumah tangga kedalam lubang vertikal yang kita buat di dalam tanah . Bahan-bahan organik ini dijadikan sumber energi bagi organisme hidup di dalam tanah. Fauna tanah seperti cacing dan semut, akan datang dengan sendirinya ke dalam lubang untuk mencari perlindungan dan bahan makanan. Fauna tanah tersebut akan berkembang biak menciptakan biopori yang dapat mempercepat laju peresapan air dalam lubang serta mempercepat perombakan sampah organik menjadi kompos Peningkatan aktivitas organisme tersebut akan meningkatkan jumlah biopori yang terbentuk.
Jadi inti penerapan konsep biopori sebagai teknik konservasi adalah upaya mempercepat laju peresapan air , yang ditempuh  dengan  cara meningkatkan jumlah  biopori melalui kegiatan peningkatkan luas permukaan resapan dan  aktifitas organisme tanah.
    Efektifitas penerapan konsep biopori sebagai tehnik Konservasi untuk mengantisipasi banjir
a.      Banjir
      Banjir merupaakan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering)  karena volume air yang meningkat.Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.Di banyak daerah  tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Ada beberapa factor yang melatar belakangi banjir :
1.        Factor kondisi alam misalnya topografi, letak geografis dataran, geometri sungai seperti penciutan sungai yang disebabkan proses pengendapan pada daerah meander, jenis kemiringan sungai dan erosil.
2.        Factor ulah manusia, factor ini banyak mengambil andil dalam proses penyebabkan banjir yaitu pengundulan hutan pada daerah  pengunungan tanpa ada proses pertanggungjawaban, pembuangan sampah ke anak sungai, selokan yang banyak dilakukan oleh warga kota, kurang ada kesadaran pada lapisan masyarakat untuk melakukan penanaman pada daerah kosong, pemasanagn paving blok yang menyebabkan hilangnya system drainase pada tanah yang bisa menyebabkan air hujan tidak ada penghambatnya untuk meresap ke tanah sehingga langsung menuju ke selokan, serta tidak adanya lahan hijau pada daerah perkotaan sebagai suplai oksigen dan sumber cadangan kandungan air dalam tanah.
3.        Factor kejadian alam seperti jurah hujan yang tinggi, gempa bumi, tanah longsor, proses pemanasan global yang menyebabkan  naiknya volume air laut yang menebabkan sering terjadi laut pasang (rop), jebolnya tanggul sungai atau waduk, proses pengendapan dll.
          Banjir pada umumnya disebabkan curah hujan yang tinggi di atas normal sehingga sistem pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem drainase dan kanal penampung banjir buatan yang ada tak mampu menampung akumulasi air hujan sehingga meluap. Daya tampung sistem pengaliran air tak selamanya sama tapi berubah akibat sedimentasi, penyempitan sungai, tersumbat sampah serta hambatan lainnya. Penggundulan hutan di daerah tangkapan air hujan (catchment area) juga menyebabkan peningkatan debit banjir sehingga debit air yang masuk ke dalam sistem aliran menjadi tinggi sehingga melampaui kapasitas pengaliran dan memicu terjadinya erosi lahan curam yang menyebabkan sedimentasi di sistem pengaliran air dan wadah air lainnya. Di samping itu berkurangnya daerah resapan air juga berkontribusi atas meningkatnya debit banjir. Pada daerah permukiman yang padat dengan bangunan sehingga daerah resapan air ke dalam tanah berkurang, jika terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi sebagian air akan menjadi aliran air permukaan yang langsung masuk ke dalam sistem pengaliran air sehingga kapasitasnya terlampaui dan mengakibatkan banjir. Parameter Banjir, Parameter atau tolok ukur ancaman/bahaya dapat ditentukan berdasarkan :
1.        Luas genangan (km2 . ha)
2.        Ketinggian banjir (m)
3.        Kecepatan aliran (m/detik, km/jam)
4.        Material yang dihanyutkan (batu, pohon, benda keras lainnya)
5.        Endapan lumpur (m, cm)
6.        Lamanya genangan (jam, hari, minggu)
7.        Frekuensi kejadian
b.      Efektifitas penerapan Konsep Biopori dalam mengurangi genangan    
air/banjir.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep Biopori:
1.        Pemasangan lubang biopori diprioritaskan pada lahan yang menjadi tempat
       berkumpulnya air
2.        Jumlah Lubang Resapan Biopori harus sesuai dengan rumus yang ada.
3.        Jangan lupa perawatan secara periodik dengan mengambil kompos yang ada
       didalamnya dan mengisi kembali dengan sampah organik.
4.        Upayakan diameter paralon tidak terlalu besar agar tidak memperbesar beban
5.        air yang masuk . Semakin besar beban air yang masuk , bidang resapan
       semakin kecil.
6.        Biar lebih aman dan tidak mengganggu keindahan, pemasangan lubang
       biopori dilakukan di pinggir halaman.
7.        Untuk lubang biopori yang dibuat di saluran air, perhatikan kontur tanah, buat
       alur – alur yang dapat mengumpulkan dan mengarahkan air masuk ke lubang       
       resapan .
8.        Penggalian lubang upayakan diatas permukaan air tanah.
9.        Khusus taman , pemasangan lubang resapan  selain dibuat  mengelilingi pohon atau berbentuk  segitiga juga harus memperhatikan kontur tanah.
c.   Aturan teknis pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB)
      *  Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan
          persamaan: 
                Jumlah LRB = Intensitas Hujan ( mm/jam x Luar Bidang Kedap ( m2 )
                                                 Laju Peresapan Air per Lubang ( Liter /jam )
      Pada 100 m2 bidang kedap dengan intensitas hujan lebat 50 mm/jam dan laju peresapan air per lubang 3 liter/menit atau 180 liter/jam, perlu dibuat lubang resapan biopori sebanyak (50 x 10)/180 atau 28 lubang. Jadi lahan seluas 100 m 2 idialnya dipadang 30 titik.
      Apabila lubang biopori dibuat dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung sampah organik lebih kurang 7,8 l. Setiap lubang dapat diisi sampah organik selama 2 sampai 3 hari. Dengan demikian 28 lubang yang dibuat tersebut baru dapat dipenuhi sampah organik selama 56 sampai 84 hari.
* Perawatan
Dalam selang waktu tertentu, lubang biopori yang diisi sampah organik akan menjadi kompos dan siap untuk dipanen. Setelah diambil komposnya, lubang biopori tersebut dapat diisi lagi dengan sampah organik baru, begitu seterusnya.
d.  Efektifitas Penerapan Konsep Biopori dalam mengantisipasi Banjir
Pembuatan lubang resapan biopori akan memperluas bidang permukaan peresapan    air seluas permukaan dinding lubang. Suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm yang semula mempunyai bidang permukaan resapan 79 cm2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 0,3 m2. Terjadi pertambahan luas bidang peresapan sampai 40 kali. Permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 100 cm yang semula mempunyai bidang permukaan bidang resapannya menjadi 3,14 m2. Terjadi pertambahan luas bidang peresapan 4 kali.
   Diameter lubang yang kecil akan mempunyai pertambahan luas bidang peresapan yang lebih besar sehingga lubang resapan biopori dibuat dengan diameter kecil. Lubang resapan biopori yang dibuat dengan diameter kecil akan mengurangi beban resapan, sehingga laju peresapan air dapat dipertahankan. Beban resapan adalah volume air yang masuk ke dalam lubang dibagi luas permukaan resapan (dinding dan dasar lubang).
       Peningkatan diameter lubang meningkatkan beban resapan dan mengurangi pertambahan luas bidang resapan. Kombinasi antara luas bidang resapan dan adanya biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air. Peresapan air hujan ini selain dapat mencegah banjir juga dapat meningkatkan cadangan air tanah.