Mahavihara Mojopahit
1. Sejarah Berdirinya
Mahavihara Mojopahit , merupakan
bangunan suci umat Budha yang didirikan oleh Banthe Viriyana
sejak tahun 1985 dibawah naungan yayasan
Lumbini . Bangunan yang awalnya sederhana saja , direnovasi selama dua tahun
mulai dari tahun 1987 sampai dengan tahun 1989. Sejak tanggal 31 Desember 1989 bangunan ini diresmikan oleh Maha Sthavira
Ashin Jinarakkhita dan Gubernur Jawa Timur, Soelarso. Selain digunakan untuk beribadah umat
Buddha , bangunan ini juga terbuka untuk umum.
Mahavihara Majapahit , terletak di Desa Bejijong, Trowulan, kabupaten
Mojokerto, dengan menempati lahan seluas 20.000 meter persegi . Bangunannya
bercorak khas Jawa, beratap joglo, dinding relief batu pahat, Rupang dari batu
pahat di tiga Altar pemujaan, untuk mazhab Hinayana, Mahayana dan Tantrayana (
Buddha Sakyamuni, Avalokitesvara Kwan Se Im Phosat, Dewi Tara ) didalam satu
Bhaktisala.
Selain dekat dengan Balai Perlindungan Benda
Purbakala Trowulan dan Candi Brahu, bangunan ini juga dekat dengan berbagai situs peninggalan
kerajaan Majapahit lainnya seperti Kolam
Segaran, Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Museum Majapahit (Pusat Informasi
Majapahit), Makam Putri Cempo, Kompleks Makam Troloyo.
Mahavihara
Majapahit, ibarat sebuah padepokan atau sanggar budaya yang komplet. Suasana
pedesaan yang kental, dekat perkebunan tebu, membuat vihara Buddhayana ini
sering menjadi jujugan orang-orang kota. Selain patung Buddha Tidur berukuran
jumbo, Mahavihara Majapahit dilengkapi sejumlah fasilitas untuk jemaat Buddha,
gerai suvenir, aula, asrama banthe, hingga gudang logistik dan dapur umum.
Karena itu, ketika ribuan orang mengikuti perayaan Waisak bersama keluarga
Buddhayana ,vihara ini tak perlu membuat terop atau membuka dapur umum segala.
2. Latar
Belakang Pendirian
Kebutuhan
akan tempat ibadah bagi umat Budha yang dirasa masih kurang, mendorong Banthe Viriyana memutuskan untuk
mendirikan Maha Vihara Majapahit di
Trowulan. Pemilihan Trowulan sebagai
tempat pendirian , karena secara historis Trowulan adalah pusat kerajaan
Mojopahit yang terkenal sebagai kerajaan Hindu terbesar di Indonesia . Alasan
lain , berdasarkan legenda bahwa sebelum pendirian Banthe Viriyana bersemedi /
bertapa dan mendapat petunjuk bahwa Trowulan merupakan tempat yang paling bagus
.
3. Fungsi /
Manfaat Bangunan Maha Vihara Mojopahit
Mahavihara berasal dari kata Maha yang
artinya besar dan Vihara artinya tempat ibadah bagi umat Budha. Jadi Mahavihara artinya kompleks
bangunan yang berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Budha. Selain
sebagai tempat ibadah , Mahavihara juga berfungsi sebagai :
a. Budhis
Center :
Pusat pembelajaran Budhis
baik bagi umat Budha maupun masyarakat umum yang ingin mengetahui secara langsung
tentang agama Budha.
b. Pusat pelatihan bagi organisasi Budhis .
Contoh : * MBI : Majelis Budhayana
Indonesia
* WBI
: Wanita Budayana Indonesia
* PMVBI
: Persaudara muda – mudi Vihara
Budhayana
Indonesia.
c.
LDK : Latihan Dasar Kepemimpinan bagi lembaga pendidikan / PeguruanTinggi disekitar seperti UNDAR, UNER.
4. Beberapa
bangunan penting
4.1
Bhaktisala
Merupakan
bangunan utama yang berfungsi sebagai ibadah. Letaknya depan pintu masuk
menghadap ketimur . Di Depan bangunan berjajar patung budha menghadap ke utara dan selatan, beberapa
diantaranya dengan sikap tangan abaya.
Beberapa perlengkapan yang terdapat pada bangunan ini adalah :
a. Tiga buah altar, yakni bagian selatan
terdapat rupang / patung Dewi Tara, bagian tengah rupang manusi Budha Sakyamuni
dan bagian utara rupang Dyani Bodhisatwa
Awalokitswara.
b. Alat sembayang
c.
Tambur
/ Bedug, Lonceng, Air Suci, Genta, Dupa, lilin, Bunga, buah .
Dibelakang bangunan ini terdapat relief kisah sidharta Gautama mulai lahir
hingga meninggal
4.1
Patung
Budha Tidur
Bangsa Indonesia mempunyai 3 buah patung Budha
Tidur, yakni Budha Tidur Pagoda Avalokitesvara
Buddhagaya Watugong, Semarang , Budha Tidur Maha Vihara Mojopahit,
Mojokerto dan Budha Tidur Vihara Dhammadipa Arama, Malang. Dari ketiga Budha
Tidur yang ada di Indonesia, yang paling unik adalah Budha Tidur di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto.
Keunikan patung Budha Tidur di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto, antara
lain terlihat dari :
a.
Ukurannya
Panjangnya 22 meter, lebar 6 meter, dan tingginya 4,5 meter. Katakan saja tinggi badan laki-laki Indonesia rata-rata 166 sentimeter, maka sosok Sang Buddha digambarkan lebih besar 13 kali ukuran manusia normal. Tidak mustahil apabila patung Budha Tidur di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto dikatakan terbesar di Indonesia dan diklaim ketiga di Asia setelah Thailand dan Nepal.
Panjangnya 22 meter, lebar 6 meter, dan tingginya 4,5 meter. Katakan saja tinggi badan laki-laki Indonesia rata-rata 166 sentimeter, maka sosok Sang Buddha digambarkan lebih besar 13 kali ukuran manusia normal. Tidak mustahil apabila patung Budha Tidur di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto dikatakan terbesar di Indonesia dan diklaim ketiga di Asia setelah Thailand dan Nepal.
b.
Polesan Warnanya.
Warna keemasan yang mengkilat pada sekujur patung Budha
Tidur di Maha
Vihara Mojopahit, menampakkan adanya sebuah kemegahan , sehingga menjadi
daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik dalam
Negeri maupun luar negeri. Hal
ini berbeda dengan patung Budha Tidur di Pagoda Avalokitesvara Buddhagaya
Watugong berwarna cokelat di bagian pakaiannya,sementara tubuhnya tetap dicat
warna emas .
c. Posisinya
Patung Budha Tidur di Maha Vihara Mojopahit, menggambarkan
Sang Buddha berjubah khas, posisi sedang tidur miring ke kanan berbantalkan
tangan kanan, hal ini menggambarkan kondisi sang Budha menjelang wafat. Dibangun
di atas kolam air melambangkan abunya dibuang ke laut, patung menghadap ke arah
selatan yang dianggap kiblatnya umat Budha. Di sekeliling bawah patung terdapat
relief-relief yang menceritakan tentang Budha itu sendiri , Buddha sedang
berada di alam tidur yang damai. Memang benar, patung Buddha dalam posisi tidur
menggambarkan Buddha telah mencapai tingkatan tertinggi yakni nirwana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar