Translate

Jumat, 08 Agustus 2014

Mahavihara Mojopahit

Mahavihara Mojopahit
      1.  Sejarah Berdirinya

            Mahavihara Mojopahit , merupakan bangunan suci umat Budha yang didirikan oleh  Banthe Viriyana sejak tahun 1985 dibawah naungan  yayasan Lumbini . Bangunan yang awalnya sederhana saja , direnovasi selama dua tahun mulai dari tahun 1987 sampai dengan tahun 1989. Sejak tanggal 31 Desember 1989  bangunan ini diresmikan oleh Maha Sthavira Ashin Jinarakkhita dan Gubernur Jawa Timur, Soelarso. Selain digunakan untuk beribadah umat Buddha , bangunan ini juga terbuka untuk umum.

                        Mahavihara Majapahit , terletak di Desa Bejijong, Trowulan, kabupaten Mojokerto, dengan menempati lahan seluas 20.000 meter persegi . Bangunannya bercorak khas Jawa, beratap joglo, dinding relief batu pahat, Rupang dari batu pahat di tiga Altar pemujaan, untuk mazhab Hinayana, Mahayana dan Tantrayana ( Buddha Sakyamuni, Avalokitesvara Kwan Se Im Phosat, Dewi Tara ) didalam satu Bhaktisala.
Selain dekat dengan Balai Perlindungan Benda Purbakala Trowulan  dan  Candi Brahu, bangunan ini  juga dekat dengan berbagai situs peninggalan kerajaan Majapahit lainnya seperti  Kolam Segaran, Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Museum Majapahit (Pusat Informasi Majapahit), Makam Putri Cempo, Kompleks Makam Troloyo.
                        Mahavihara Majapahit, ibarat sebuah padepokan atau sanggar budaya yang komplet. Suasana pedesaan yang kental, dekat perkebunan tebu, membuat vihara Buddhayana ini sering menjadi jujugan orang-orang kota. Selain patung Buddha Tidur berukuran jumbo, Mahavihara Majapahit dilengkapi sejumlah fasilitas untuk jemaat Buddha, gerai suvenir, aula, asrama banthe, hingga gudang logistik dan dapur umum. Karena itu, ketika ribuan orang mengikuti perayaan Waisak bersama keluarga Buddhayana ,vihara ini tak perlu membuat terop atau membuka dapur umum segala.
           
2.  Latar  Belakang Pendirian
                        Kebutuhan akan tempat ibadah bagi umat Budha yang dirasa masih kurang, mendorong Banthe Viriyana memutuskan untuk mendirikan Maha Vihara Majapahit di Trowulan. Pemilihan Trowulan  sebagai tempat pendirian , karena secara historis Trowulan adalah pusat kerajaan Mojopahit yang terkenal sebagai kerajaan Hindu terbesar di Indonesia . Alasan lain , berdasarkan legenda bahwa sebelum pendirian Banthe Viriyana bersemedi / bertapa dan mendapat petunjuk bahwa Trowulan merupakan tempat yang paling bagus .

3.  Fungsi / Manfaat Bangunan Maha Vihara Mojopahit
      Mahavihara berasal dari kata Maha yang artinya besar dan Vihara artinya tempat ibadah bagi umat Budha. Jadi Mahavihara artinya kompleks bangunan  yang berfungsi  sebagai tempat ibadah bagi umat Budha. Selain sebagai tempat ibadah , Mahavihara juga berfungsi sebagai :
a.  Budhis Center :
          Pusat pembelajaran Budhis baik bagi umat Budha maupun  masyarakat  umum yang ingin mengetahui secara langsung tentang agama Budha.
    b.  Pusat pelatihan bagi organisasi Budhis .
               Contoh : * MBI       :   Majelis Budhayana Indonesia
                              * WBI       :   Wanita Budayana Indonesia
                              * PMVBI  :  Persaudara muda – mudi Vihara Budhayana
                                                     Indonesia.
          c. LDK : Latihan Dasar Kepemimpinan bagi lembaga pendidikan /   PeguruanTinggi  disekitar seperti UNDAR, UNER.

4.   Beberapa bangunan penting
4.1    Bhaktisala
  Merupakan bangunan utama yang berfungsi sebagai ibadah. Letaknya depan pintu masuk menghadap ketimur . Di Depan bangunan berjajar patung budha menghadap ke utara dan selatan, beberapa diantaranya dengan sikap tangan abaya.
         Beberapa perlengkapan yang terdapat pada bangunan ini adalah :
            a.  Tiga buah altar, yakni bagian selatan terdapat rupang / patung Dewi Tara, bagian tengah rupang manusi Budha Sakyamuni dan bagian utara rupang  Dyani Bodhisatwa  Awalokitswara.
b.  Alat sembayang
c.       Tambur / Bedug, Lonceng, Air Suci, Genta, Dupa, lilin, Bunga, buah .

Dibelakang bangunan ini terdapat relief kisah sidharta Gautama mulai lahir hingga meninggal
4.1  Patung Budha Tidur
Bangsa Indonesia mempunyai 3 buah patung Budha Tidur, yakni Budha Tidur Pagoda Avalokitesvara Buddhagaya Watugong, Semarang , Budha Tidur Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto dan Budha Tidur Vihara Dhammadipa Arama, Malang. Dari ketiga Budha Tidur yang ada di Indonesia, yang paling unik adalah Budha Tidur di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto.
Keunikan patung Budha Tidur di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto, antara lain terlihat dari :
a.      Ukurannya
 
Panjangnya 22 meter, lebar 6 meter, dan tingginya 4,5 meter. Katakan saja tinggi badan laki-laki Indonesia rata-rata 166 sentimeter, maka sosok Sang Buddha digambarkan lebih besar 13 kali ukuran manusia normal. Tidak mustahil apabila  patung Budha Tidur di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto  dikatakan terbesar di Indonesia dan diklaim ketiga di Asia setelah Thailand dan Nepal.
b.      Polesan Warnanya.
Warna keemasan yang mengkilat pada sekujur patung Budha Tidur di Maha Vihara Mojopahit, menampakkan adanya sebuah  kemegahan , sehingga    menjadi   daya tarik tersendiri    bagi wisatawan baik dalam
       Negeri maupun luar negeri. Hal ini berbeda dengan patung Budha Tidur di Pagoda Avalokitesvara Buddhagaya Watugong berwarna cokelat di bagian pakaiannya,sementara tubuhnya tetap dicat warna emas .
c.  Posisinya
     Patung Budha Tidur di Maha Vihara Mojopahit, menggambarkan Sang Buddha berjubah khas, posisi sedang tidur miring ke kanan berbantalkan tangan kanan, hal ini menggambarkan kondisi sang Budha menjelang wafat. Dibangun di atas kolam air melambangkan abunya dibuang ke laut, patung menghadap ke arah selatan yang dianggap kiblatnya umat Budha. Di sekeliling bawah patung terdapat relief-relief yang menceritakan tentang Budha itu sendiri , Buddha sedang berada di alam tidur yang damai. Memang benar, patung Buddha dalam posisi tidur menggambarkan Buddha telah mencapai tingkatan tertinggi yakni nirwana. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar