Translate

Jumat, 08 Agustus 2014

Biopori

Cara Membuat Biopori
       a.  Pengertian Biopori   
Biopori berasal dari kata bio yang artinya makluk hidup,  pore artinya cela atau lubang kecil. Jadi Biopori adalah lubang atau cela kecil yang ditimbulkan oleh aktifitas makluk hidup di dalam tanah. Biopori merupakan lubang – lubang kecil di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktifitas organisme seperti rayap, cacing,perakaran tanaman,dan fauna lainnya.  Dinamakan biopori karena memanfaatkan aktivitas fauna tanah atau akar tanaman (bio) yang membentuk lubang-lubang terowongan kecil (pore) di dalam tanah. Agar terbentuk sejumlah biopori didalam tanah , maka kita memfasilitasi lubang vertikal yang diisi paralon dan sampah organik untuk kita masukkan kedalam paralon secara periodik. Biopori bukan lubang vertikal yang kita  buat, tetapi lubang kecil didalam tanah akibat aktifitas organisme di dalam tanah.
      b. Media yang perlu kita siapkan dalam pembuatan biopori  adalah :
1.      Lubang Resapan Biopori ( LRB )
Untuk membuat lubang resapan biopori , bahan yang perlu kita siapkan adalah :
·         Alat pembuat lubang, ada yang berbentuk screw dan juga ada yang berbentuk garpu (seperti supit kepiting)
·         Pipa paralon Ø 10 cm, panjang 30 cm beserta tutupnya yang sudah dilubangi
·         Semen , pasir sebagai sebagai media untuk melakukan pengerasan dipermukaan tanah sekitar lubang resapan, agar tidak terjadi erosi.
·         Centong/cetok
·         Linggis
2.      Sampah Organik

Sampah organik  yang perlu dipersiapkan adalah sisa dapur , sampah kebun  yang terbebas besi, plastik , baterai dll. Diupayakan sampah yang dimasukkan dalam sebuah lubang sejenis , sehingga memudahkan kita menentukan waktu memanen kompos yang dihasilkan. Sampah dapur dapat dipanen selama 2- 4 minggu, sedang sampah kebun dapat dipanen 2 – 3 bulan. Namun jenis tanah juga sangat menentukan, tanah lempung lebih lama proses penghancuranya.
Lokasi Pembuatan Lubang Biopori
Lubang biopori sebaiknya dibuat di tempat-tempat dimana air akan menggenang pada saat  hujan. Air hujan diarahkan sedemikian rupa sehingga mengalir ke lubang resapan biopori yang dibuat. Sebagai kompensasi terhadap pengerasan atau bidang kedap yang berupa bangunan, halaman yang diperkeras ( pemasangan paving – bloc ), jalan beraspal, atau bentuk-bentuk penutupan permukaan tanah lainnya, lubang resapan biopori tidak hanya dibuat satu buah, melainkan dibuat banyak. Lubang resapan biopori dapat dibuat pada :
            *      Halaman Rumah:
Pembuatan lubang resapan biopori di halaman selain memperhatikan unsur artistik atau keindahan, sebaiknya juga memperhatikan unsur keamanan. Meskipun hanya berdiameter kecil (10 cm) tetapi dapat menyebabkan kecelakaan, terutama bagi anak-anak. Lubang resapan biopori dapat dibuat di pinggir halaman dimana air hujan dapat mengalir ke lubang yang dibuat. Pembuatan lubang resapan biopori di halaman disesuaikan dengan kontur tanah.
*      Taman Kota:
Lokasi pembuatan lubang biopori di taman dapat dilihat pada contoh gambar di atas ini. Lubang resapan biopori dibuat sesuai dengan kontur taman atau bisa pula dibuat di sekeliling pohon. Pembuatan lubang resapan biopori mengelilingi pohon juga dapat berfungsi sebagai pupuk organik bagi tanaman sekaligus meningkatkan ketersediaan cadangan air sehingga akan menyuburkan tanaman.
*     Saluran Pembuangan Air:
      Lubang resapan biopori juga dapat dibuat pada saluran pembuangan air, sehingga saluran pembuangan air juga berfungsi menjadi tempat peresapanair.Pembuatan lubang resapan biopori sebaiknya disesuaikan dengan kontur tanah yang ada atau pada dasar alur-alur yang sengaja dibuat untuk mengumpulkan serta mengarahkan air masuk ke dalam lubang biopori. Pembuatan lubang resapan biopori pada dasar alur tersebut juga cenderung lebih aman karena pada umumnya manusia tidak suka berjalan melewati daerah alur, sehingga dapat menghindari kaki terperosok ke dalam lubang.
*  Sekolah, Rumah sakit, Perkantoran, Perusahaan , kanan – kiri jalan raya :
            Pada umumnya bangunan sekolah, rumah sakit , perkantoran dan perusahaan, memilih pemasangan paving – blok, untuk menjaga kebersihan , keindahan dan menghindari kondisi becek pada saat hujan dan jalan raya yang tertutup aspal . Penutupan permukaan tanuh dengan pemasangan paving – bloc / aspal membuat tekstur tanah mengeras karena cadangan air didalam tanah berkurang. Sebagai kompensasinya perlu dibuatkan Lubang Resapan Biopori.


Penerapan Konsep Biopori sebagai Tehnik Konservasi  Sederhana   
Konservasi tanah dan air adalah upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat – syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan lahan. Jadi tujuan utama dari konservasi air dan  tanah adalah untuk mempertahankan tanah dan air dari kerusakaan dan kehilangan akibat erosi, sedimentasi, banjir , sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari untuk sebesar – besarnya  kemakmuran rakyat .( Suryatri : 2009 )
Penerapan teknik konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan teknik Vegetasi, Kimiawi  dan sipil teknik.  Penerapan Teknik vegetasi berupa penanaman vegetasi tetap, budidaya tanaman lorong, strip rumput.Penerapan teknik kimiawi berupa pemberian mulsa,bitumen zat kimia. Sedang sipil teknis berupa pembuatan dam pengendali,dam penahan, teras, perlindungan kanan kiri tebing sugai, embung, parit buntu, dan konsep biopori.
Penerapan konsep biopori sebagai teknik konservasi sederhana ditempuh dengan cara mengkombinasi  antara luas bidang resapan dan adanya biopori secara bersama-sama untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air sehingga mencegah banjir juga dapat meningkatkan cadangan air tanah.Peningkatan luas bidang resapan ditempuh dengan cara membuat lubang biopori , sedang peningkatan jumlah biopori ditempuh dengan cara mengisi bahan organik kedalam lubang  vertikal di dalam tanah yang disebut Lubang Resapan Biopori .( Suryatri : 2009 )
Bila kita membuat lubang vertikal di dalam tanah, maka jumlah lubang biopori semakin banyak.Lubang biopori akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air dalam tanah. Bila lubang-lubang seperti ini dibuat dalam jumlah banyak maka kemampuan sebidang tanah untuk meresapkan air akan meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah. Hal ini akan mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi. Lubang-lubang ini berfungsi menyerap air, menyaring air bersih, mengurai sampah organik, serta menjaga unsur hara pada tanah.
Peningkatan jumlah biopori dapat dilakukan dengan memasukkan bahan-bahan organik seperti daun-daun kering, potongan rumput, atau tanaman, serta sampah organik rumah tangga kedalam lubang vertikal yang kita buat di dalam tanah . Bahan-bahan organik ini dijadikan sumber energi bagi organisme hidup di dalam tanah. Fauna tanah seperti cacing dan semut, akan datang dengan sendirinya ke dalam lubang untuk mencari perlindungan dan bahan makanan. Fauna tanah tersebut akan berkembang biak menciptakan biopori yang dapat mempercepat laju peresapan air dalam lubang serta mempercepat perombakan sampah organik menjadi kompos Peningkatan aktivitas organisme tersebut akan meningkatkan jumlah biopori yang terbentuk.
Jadi inti penerapan konsep biopori sebagai teknik konservasi adalah upaya mempercepat laju peresapan air , yang ditempuh  dengan  cara meningkatkan jumlah  biopori melalui kegiatan peningkatkan luas permukaan resapan dan  aktifitas organisme tanah.
    Efektifitas penerapan konsep biopori sebagai tehnik Konservasi untuk mengantisipasi banjir
a.      Banjir
      Banjir merupaakan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering)  karena volume air yang meningkat.Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.Di banyak daerah  tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Ada beberapa factor yang melatar belakangi banjir :
1.        Factor kondisi alam misalnya topografi, letak geografis dataran, geometri sungai seperti penciutan sungai yang disebabkan proses pengendapan pada daerah meander, jenis kemiringan sungai dan erosil.
2.        Factor ulah manusia, factor ini banyak mengambil andil dalam proses penyebabkan banjir yaitu pengundulan hutan pada daerah  pengunungan tanpa ada proses pertanggungjawaban, pembuangan sampah ke anak sungai, selokan yang banyak dilakukan oleh warga kota, kurang ada kesadaran pada lapisan masyarakat untuk melakukan penanaman pada daerah kosong, pemasanagn paving blok yang menyebabkan hilangnya system drainase pada tanah yang bisa menyebabkan air hujan tidak ada penghambatnya untuk meresap ke tanah sehingga langsung menuju ke selokan, serta tidak adanya lahan hijau pada daerah perkotaan sebagai suplai oksigen dan sumber cadangan kandungan air dalam tanah.
3.        Factor kejadian alam seperti jurah hujan yang tinggi, gempa bumi, tanah longsor, proses pemanasan global yang menyebabkan  naiknya volume air laut yang menebabkan sering terjadi laut pasang (rop), jebolnya tanggul sungai atau waduk, proses pengendapan dll.
          Banjir pada umumnya disebabkan curah hujan yang tinggi di atas normal sehingga sistem pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem drainase dan kanal penampung banjir buatan yang ada tak mampu menampung akumulasi air hujan sehingga meluap. Daya tampung sistem pengaliran air tak selamanya sama tapi berubah akibat sedimentasi, penyempitan sungai, tersumbat sampah serta hambatan lainnya. Penggundulan hutan di daerah tangkapan air hujan (catchment area) juga menyebabkan peningkatan debit banjir sehingga debit air yang masuk ke dalam sistem aliran menjadi tinggi sehingga melampaui kapasitas pengaliran dan memicu terjadinya erosi lahan curam yang menyebabkan sedimentasi di sistem pengaliran air dan wadah air lainnya. Di samping itu berkurangnya daerah resapan air juga berkontribusi atas meningkatnya debit banjir. Pada daerah permukiman yang padat dengan bangunan sehingga daerah resapan air ke dalam tanah berkurang, jika terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi sebagian air akan menjadi aliran air permukaan yang langsung masuk ke dalam sistem pengaliran air sehingga kapasitasnya terlampaui dan mengakibatkan banjir. Parameter Banjir, Parameter atau tolok ukur ancaman/bahaya dapat ditentukan berdasarkan :
1.        Luas genangan (km2 . ha)
2.        Ketinggian banjir (m)
3.        Kecepatan aliran (m/detik, km/jam)
4.        Material yang dihanyutkan (batu, pohon, benda keras lainnya)
5.        Endapan lumpur (m, cm)
6.        Lamanya genangan (jam, hari, minggu)
7.        Frekuensi kejadian
b.      Efektifitas penerapan Konsep Biopori dalam mengurangi genangan    
air/banjir.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep Biopori:
1.        Pemasangan lubang biopori diprioritaskan pada lahan yang menjadi tempat
       berkumpulnya air
2.        Jumlah Lubang Resapan Biopori harus sesuai dengan rumus yang ada.
3.        Jangan lupa perawatan secara periodik dengan mengambil kompos yang ada
       didalamnya dan mengisi kembali dengan sampah organik.
4.        Upayakan diameter paralon tidak terlalu besar agar tidak memperbesar beban
5.        air yang masuk . Semakin besar beban air yang masuk , bidang resapan
       semakin kecil.
6.        Biar lebih aman dan tidak mengganggu keindahan, pemasangan lubang
       biopori dilakukan di pinggir halaman.
7.        Untuk lubang biopori yang dibuat di saluran air, perhatikan kontur tanah, buat
       alur – alur yang dapat mengumpulkan dan mengarahkan air masuk ke lubang       
       resapan .
8.        Penggalian lubang upayakan diatas permukaan air tanah.
9.        Khusus taman , pemasangan lubang resapan  selain dibuat  mengelilingi pohon atau berbentuk  segitiga juga harus memperhatikan kontur tanah.
c.   Aturan teknis pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB)
      *  Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan
          persamaan: 
                Jumlah LRB = Intensitas Hujan ( mm/jam x Luar Bidang Kedap ( m2 )
                                                 Laju Peresapan Air per Lubang ( Liter /jam )
      Pada 100 m2 bidang kedap dengan intensitas hujan lebat 50 mm/jam dan laju peresapan air per lubang 3 liter/menit atau 180 liter/jam, perlu dibuat lubang resapan biopori sebanyak (50 x 10)/180 atau 28 lubang. Jadi lahan seluas 100 m 2 idialnya dipadang 30 titik.
      Apabila lubang biopori dibuat dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung sampah organik lebih kurang 7,8 l. Setiap lubang dapat diisi sampah organik selama 2 sampai 3 hari. Dengan demikian 28 lubang yang dibuat tersebut baru dapat dipenuhi sampah organik selama 56 sampai 84 hari.
* Perawatan
Dalam selang waktu tertentu, lubang biopori yang diisi sampah organik akan menjadi kompos dan siap untuk dipanen. Setelah diambil komposnya, lubang biopori tersebut dapat diisi lagi dengan sampah organik baru, begitu seterusnya.
d.  Efektifitas Penerapan Konsep Biopori dalam mengantisipasi Banjir
Pembuatan lubang resapan biopori akan memperluas bidang permukaan peresapan    air seluas permukaan dinding lubang. Suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm yang semula mempunyai bidang permukaan resapan 79 cm2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 0,3 m2. Terjadi pertambahan luas bidang peresapan sampai 40 kali. Permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 100 cm yang semula mempunyai bidang permukaan bidang resapannya menjadi 3,14 m2. Terjadi pertambahan luas bidang peresapan 4 kali.
   Diameter lubang yang kecil akan mempunyai pertambahan luas bidang peresapan yang lebih besar sehingga lubang resapan biopori dibuat dengan diameter kecil. Lubang resapan biopori yang dibuat dengan diameter kecil akan mengurangi beban resapan, sehingga laju peresapan air dapat dipertahankan. Beban resapan adalah volume air yang masuk ke dalam lubang dibagi luas permukaan resapan (dinding dan dasar lubang).
       Peningkatan diameter lubang meningkatkan beban resapan dan mengurangi pertambahan luas bidang resapan. Kombinasi antara luas bidang resapan dan adanya biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air. Peresapan air hujan ini selain dapat mencegah banjir juga dapat meningkatkan cadangan air tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar